REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendata saat ini bibit siklon tropis yang muncul di antara Kupang Nusa Tenggara Barat dan Darwin Australia masih belum berkembang menjadi siklon tropis.
"Ada penguatan hanya saja prediksi ke depan tidak akan segera menjadi siklon tropis tapi masih bibit," kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Prabowo di Jakarta, Rabu.
Prabowo mengatakan, jika bibit siklon tropis tersebut semakin kuat dan menjadi siklon tropis akan cenderung bergerak ke arah selatan masuk ke daratan Australia.
"Kecenderungannya intensitasnya akan berkurang. Kalau kekuatannya berkurang efeknya juga akan menurun," tambah dia.
Namun dengan adanya bibit siklon tropis tersebut masih memberi dampak yang juga dirasakan beberapa wilayah di Indonesia seperti angin kencang, curah hujan lebat dan gelombang tinggi.
Dampak tidak langsung tersebut dapat terjadi merata di Sumatera bagian Selatan, Jawa, Bali, NTB dan Sulawesi bagian selatan.
Sebelumnya BMKG memprediksikan akan muncul siklon tropis yang akan terjadi pada pekan ini karena ditandai dengan telah terbentuknya pusaran angin atau bibit siklon tropis.
Untuk itu diminta masyarakat waspada terhadap dampak yang akan timbul seperti hujan lebat yang akan menyebabkan banjir dan tanah longsor.
Begitu juga dengan angin kencang dan gelombang tinggi yang akan mengganggu aktivitas transportasi udara dan laut.