REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 924 warga Jakarta harus mengungsi dari rumahnya akibat banjir yang melanda sejak Ahad (12/1) hingga Senin (13/1) dini hari.
"Dari data yang dihimpun sampai pada pukul 24.00 WIB, Minggu, terdapat 11.924 warga Jakarta yang terkena banjir dan 924 di antaranya harus mengungsi," tulis Badan Pusat Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta dalam laman resminya, Senin dini hari.
Wilayah yang terkena banjir terdiri dari 15 kecamatan dan 20 kelurahan. Antara lain, Kampung Pulo, Pangkalan Jati Malang, Cililitan Kecil, dan Cakung.
Menurut data BPBD, banjir terparah melanda Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas dengan ketinggian air mencapai 1,75 meter. Sebanyak 20 posko pengungsian telah didirikan untuk menampung ratusan pengungsi tersebut.
"Kami sudah mendirikan posko bantuan untuk pengungsi di Kampung Pulo bersama tim relawan dan kepolisian," kata petugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Hafiz, Senin dini hari.
Sementara itu Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, telah menyiapkan pesawat Hercules untuk memodifikasi cuaca di ibu kota jika Gubernur DKI Jakarta menyatakan kondisi siaga darurat.
"Pesawat Hercules-Casa, personil, bahan semai, dana, dan keperluan teknis untuk memodifikasi cuaca di Jakarta sudah siap. Kami hanya menunggu surat pernyataan siaga darurat," katanya.
Sutopo meminta warga Jakarta untuk mewaspadai banjir di wilayah sekitar bantaran Ciliwung. Seperti Rawajati, Kalibata, Pengadegan, Cawang, Kebon Baru, Bukit Duri, Bidara Cina, dan Kampung Melayu.
Sampai saat ini, ketinggian air di pintu air Karet telah mencapai 680 cm (siaga satu), sementara Manggara dan Angke Hulu masih siaga dua.