Jumat 10 Jan 2014 18:16 WIB

Ini Dua Opsi Urus Bisnis Elpiji

Rep: Elba Damhuri/ Red: Maman Sudiaman
Elpiji
Foto: Musiron/Republika
Elpiji

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Kisruh kenaikan harga elpiji masih menyisakan persoalan serius yang harus diselesaikan. Kalangan pengamat energi menyarankan dua opsi yang bisa diambil untuk menyehatkan bisnis ini.

Opsi pertama, kata Direktur Eksekutif Center for Energy Strategic Resources Indonesia (Cesri) Prima Mulyasari, mengembalikan harga jual elpiji pada tingkat keekonomiannya. Rekomendasi BPK agar Pertamina menarikkan harga elpiji, kata dia, sudah tepat. "Elpiji 12 kg merupakan barang nonsubsidi sehingga memang Pertamina harus untung," kata Prima, Jumat (10/1).

Barang nonsubsidi yang dijual di bawah harga ekonomisnya ini, menurut dia, telah merugikan Pertamina. Rata-rata kerugian per tahun selalu naik, dan kini mencapai Rp 7 triliun.

Opsi kedua, jelas Prima, pemerintah harus memasukkan elpiji 12 kg sebagai barang subsidi, bagian dari public service obligation (PSO). Degan begitu, besaran subsidinya diagendakan di dalam APBN yang harus disetujui DPR.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement