REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU -- Curah hujan yang mengguyur Banjarbaru, Kalimantan Selatan, mengakibatkan hampir seluruh wilayah tergenang air. Bahkan pada Kamis, curah hujan mencapai rekor tertinggi selama lima tahun terakhir.
"Curah hujan di Kota Banjarbaru mencapai rekor tertinggi sejak tahun 2008," ujar Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Klas I Banjarbaru Purwanto, Kamis.
Ia mengatakan, curah hujan yang mengguyur Kota Banjarbaru mencapai 213,9 milimeter selama satu hari, sedangkan tahun 2008 curah hujan tertinggi hanya mencapai 178,2 milimeter dalam satu hari.
Dijelaskan, curah hujan yang tinggi dan menyebabkan volume air sangat besar itu termasuk kategori hujan lebat, dan intensitasnya tergolong ekstrem karena air hujan yang mengguyur terus menerus.
Menurut dia, jika dibandingkan daerah lain, curah hujan yang terjadi di Banjarbaru jauh lebih besar. Di daerah lain curah hujan hanya berkisar 100 milimeter sehingga tidak menyebabkan dampak besar seperti banjir dan genangan air.
"Hujan yang turun pada Kamis hampir merata di seluruh Kalsel, tetapi curahnya lebih rendah seperti di Kota Marabahan Barito Kuala dan Pantai Hambawang Hulu Sungai Tengah yang hanya 100 milimeter," ujarnya.
Dikatakan, tingginya curah hujan yang mengguyur Kota Banjarbaru selama hampir setengah hari sejak Kamis dinihari terjadi karena adanya awan konvektif yang berpotensi menjadi awan pembentuk hujan.
"Posisi awan konvektif banyak terkumpul di langit Banjarbaru sehingga saat berubah menjadi hujan membuat curahan hujannya tinggi dibanding curah hujan di daerah lain," kata dia.
Tingginya curah hujan baik di Banjarbaru maupun kabupaten dan kota lain di Kalsel diprakirakan masih berlangsung hingga akhir Januari karena awal tahun merupakan puncak musim hujan.
"Saat ini merupakan puncak musim hujan sehingga diprakirakan hingga akhir Januari wilayah Kalsel dilanda hujan dengan curah hujan tinggi dan intensitas ekstrim," katanya.