REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presidn SBY menegaskan pengarahan kepada peserta rapat pimpinan TNI/Polri di PTIK, Kamis (9/1), yang digelar secara terbuka, diharapkan bisa mencegah fitnah berkembang biak.
Menurutnya, fitnah tidak mencerdaskan kehidupan bangsa tetapi merusak.
“Oleh karena itu saya menyeru, kepada seluruh rakyat Indonesia marilah kita memberi sanksi moral dan sanksi sosial bagi pihak-pihak yang gemar dan mudah memfitnah kepada pihak-pihak yang lain,” katanya saat memberikan pengarahan kepada peserta rapat pimpinan TNI/Polri di PTIK, Kamis (9/1).
SBY juga memberikan pesan khusus kepada jajaran TNI/Polri. Ia meminta jajaran TNI/Polri tidak sembarang bicara karena bisa dipersepsikan berbeda.
“Saya ingatkan, hati-hati dalam mengeluarkan statement dan bertindak sebab bisa disalahpersepsikan oleh masyarakat luas. Sekali lagi saya minta saudara pimpinan TNI/Polri netral dalam Pemilu 2014,”
Selain meminta untuk menjaga netralitas di 2014, Presiden SBY pun meminta agar jajaran TNI/Polri memastikan pemilu bisa berjalan aman. Kondisi 2014 berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena akan menggelar pesta demokrasi karena itu pencegahan dan pengamanan tidak bisa dianggap enteng.
Kapolri Jenderal Sutarman dalam sambutannya mengatakan, Rapim TNI dan Polri saat ini dihadiri 336 pucuk pimpinan kedua lembaga. Sebanyak 168 dari Polri dan 168 dari TNI. Kapolri berkata, pihaknya siap mengamankan Pemilu 2014 agar berjalan lancar, tertib dan sukses.
Pernyataan senada diucapkan Panglima TNI Moeldoko. Pihaknya siap kapanpun dan dimanapun untuk membantu aparat kepolisian dalam mengamankan Pemilu.