REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan di tahun politik segala sesuatu bisa menimbulkan persepsi bervariasi bahkan buruk sangka. Oleh sebab itu, pada acara pengarahan rapim TNI/Polri dilakukan secara terbuka.
"Pada musim pemilu, pada tahun politik di antara kita ada yang mudah berburuk sangka. Saya bertemu dengan saudara dikira memberi pengarahan yang menggangu netralitas TNI/ Polri, sebab itulah saya persilakan kepada Wartawan, siapapun untuk meliput apapun yang sampaikan ini dari A sampai Z," ungkap Presiden SBY, Kamis (9/1).
Ia mengharapkan transparansi tersebut bisa mencegah fitnah berkembang biak. Menurut dia, fitnah tidak mencerdaskan kehidupan bangsa tetapi merusak.
"Oleh karena itu saya menyeru, kepada seluruh rakyat Indonesia marilah kita memberi sanksi moral dan sanksi sosial bagi pihak-pihak yang gemar dan mudah memfitnah kepada pihak-pihak yang lain," katanya.
Kapolri Jenderal Sutarman dalam sambutannya mengatakan, Rapim TNI dan Polri saat ini dihadiri 336 pucuk pimpinan kedua lembaga. Sebanyak 168 dari Polri dan 168 dari TNI.
Kapolri mengatakan, pihaknya siap untuk mengamankan pemilu 2014 agar berjalan lancar, tertib dan sukses. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Panglima TNI Moeldoko. Pihaknya siap kapanpun dan dimanapun untuk membantu aparat kepolisian dalam mengamankan Pemilu.