REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenaikan harga gas elpiji ukuran 12 kilogram (kg) yang akhirnya direvisi menimbulkan citra negatif terhadap Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan.
Sebab, dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) yang menyetujia menaikkan harga gas elpiji 12 kg di antaranya adalah Menteri BUMN. Namun, mantan bos Perusahaan Listrik Negara (PLN) itu tidak merasa dikambinghitamkan.
Dahlan mengatakan, dia tidak merasa dikambinghitamkan. "Pemimpin yang baik tidak boleh merasa seperti itu," katanya di Jakarta, Selasa (7/1).
Menurut dia, keberaniannya untuk tampil 'pasang badan' karena harus ada yang mau maju. Dahlan menerangkan, prinsipnya, pemimpin yang baik itu belum tentu seorang ayah yang baik.
Selain itu bapak yang baik juga belum tentu bisa menjadi pemimpin yang baik. Intinya, pemimpin yang baik itu harus mau bertanggung jawab. Di Indonesia, ia melanjutkan, terlalu banyak bapak yang baik. Akan tetapi, karakter anak itu beragam.
Dahlan melukiskan, anak itu sebagai rakyat. Karakternya berbeda-beda, ada yang nakal, manja, rasional, mau maju, malas, dan ada yang rajin. Keluarga pun juga begitu, apabila anaknya banyak walaupun satu keluarga karakternya tidak sama.
Pemimpin, ujar dia harus mengambil keputusan. Alhasil, dampak dari keputusan yang diambil terkadang manis dan bisa juga pahit.
Dahlan menuturkan, bapak yang baik tidak selalu menyenangkan. Alasannya, anak yang disenangkan itu bisa maju menjadi tanda tanya. Malah bisa membesarkan anak yang manja dan malas. Menurut Dahlan, dia tidak ada masalah dalam mengambil keputusan walaupun hasilnya pahit.