REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) merasa perlu menyampaikan uneg-unegnya kepada Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan. Menurut Wakil Ketua APTISI Pusat, M Budi Djatmiko, selama ini pemerintah telah menganaktirikan perguruan tinggi swasta. Sebaliknya, perguruan tinggi negeri menjadi anak emasnya.
Buktinya, alokasi anggaran pemerintah pusat untuk satu PTN mencapat Rp1 triliun, sedangkan PNS cuma Rp 200 juta saja.Menurutnya, seharusnya tidak ada dikotomi antara PTN dan PTS. "Pemerintah harus melihat mahasiswanya, bahwa yang di PTN maupun di PTS sama-sama anak bangsa," ujar Budi usai silaturahim dengan Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, di Gedung Negara Pakuan, Kota Bandung, Selasa (7/1).
Kepada Aher, panggilan akrab Gubernur Jawa Barat, Budi yang juga menjabat sebagai Ketua APTISI Jabar ini mengemukakan, pemerintah pun perlu memahami bahwa 2/3 mahasiswa di Indonesia menuntut ilmu di PTS. Di antara sekitar enam juta mahasiswa se-Indonesia, tak kurang empat juta di antaranya kuliah di PTS. "Karenanya, dalam kerangka memperjuangkan nasib para mahasiswa Indonesia yang sebagian besar di bawah pembinaan PTS, APTISI ingin agar Presiden 2014-2019 adalah sosok yang mengerti dan peduli PTS," papar Budi.
APTISI sendiri memiliki kritia dalam mencari sosok Presiden 2014-2019. Menurutnya APTISI tidak larut oleh tren survei yang mengedepankan popularitas bakal calon presiden (capres) dan capres resmi.