Selasa 07 Jan 2014 11:42 WIB

Overload, RSUD Sleman Tolak Ibu Melahirkan

Rep: Nuraini/ Red: Julkifli Marbun
Ibu hamil berolahraga
Foto: happybabyclubs.com
Ibu hamil berolahraga

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sleman mengklaim tidak bisa melayani hingga 25 persen persalinan per hari lantaran kekurangan tempat tidur untuk ibu melahirkan.

Saat ini, RSUD Sleman hanya memiliki 12 tempat tidur untuk ibu melahirkan. Padahal, pasien persalinan setiap hari rata-rata mencapai 5-10 orang. "Kami tidak bisa melayani 25 persen persalinan karena tempatnya penuh," ujar Direktur RSUD Sleman, Joko Hastaryo, Selasa (7/1).

Joko mengakui pihaknya menolak pasien yang ingin melahirkan di RSUD karena kurangnya tempat tidur tersebut. Antrean tempat tidur terjadi lantaran tidak semua ibu bersalin hanya dirawat satu hari. "Kalau ada gangguan, pasien melahirkan bisa dirawat hingga tiga hari. Jika sudah penuh, terpaksa pasien yang mau masuk ditolak," ungkap Joko.

RSUD Sleman sebenarnya memiliki 221 tempat tidur. Sebanyak 117 tempat tidur terdapat di kelas tiga, 35 tempat tidur untuk kelas dua, 51 kelas satu, dan 18 tempat tidur VIP. Akan tetapi, ibu bersalin dinilai tidak dapat dicampur dengan pasien lain. "Ibu melahirkan itu orang sehat sehingga tidak dapat dicampur pasien sakit di kelas lain," ujar Joko.

Lantaran selalu penuh, RSUD Sleman akan menambah tempat tidur ibu bersalin menjadi 30 unit pada 2014. Tahun ini, RSUD mendapat anggaran hingga Rp68 miliar.

Joko mengatakan tingkat keterisian tempat tidur di RSUD Sleman mencapai 80 persen. Akan tetapi, jumlah tempat tidur pasien dinilai masih kurang untuk melayani program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Untuk tempat tidur kelas tiga dinilai perlu ditambah hingga minimal 200 unit. "Kami harus menambah tempat tidur kelas tiga untuk antisipasi JKN karena sementara ini masih overload," ujar Joko.

Sementara itu, RSUD Sleman juga tengah dalam tahap pembangunan gedung pelayanan terpadu. Gedung baru tersebut dibangun dengan dana Rp30 miliar dari APBD dan Badan Layanan Umum Daerah (BULD) RSUD Sleman. Rencananya, gedung lima lantai tersebut bisa dioperasikan pada pertengahan 2015.

Setelah gedung pelayanan terpadu beroperasi, gedung RSUD Sleman yang lama akan digunakan sebagai bangsal geriatri atau pelayanan untuk lansia. Joko mengatakan rencana itu dilatarbelakangi tingginya harapan hidup warga Sleman dan jumlah lansia. "Tapi, itu rencana lima tahun ke depan," ungkapnya.

Dikonfirmasi mengenai belum lengkapnya fasilitas RSUD, Wakil Menteri Kesehatan, Ali Ghufron Mukti mengatakan pihaknya akan memenuhi sebagian fasilitas yang dibutuhkan RSUD. "Kami upayakan pemenuhannya, asal sudah masuk planning, tetapi mungkin tidak semua," ujarnya saat berkunjung ke RSUD Sleman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement