Senin 06 Jan 2014 21:51 WIB

Pemuda Dayak Tolak Pengantian Nama Bandara Sepinggan

Bandara Sepinggan
Foto: blogspot
Bandara Sepinggan

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Beberapa pemuda Dayak menolak pengantian nama Bandara Sepinggan di Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur menjadi Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman.

"Kita menolak rencana pergantian nama Bandara Sepinggan, kalau tetap dilakukan oleh Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, maka bandara akan kita tutup," kata tokoh pemuda Dayak, David saat melakukan pertemuan dengan anggota DPRD Balikpapan, Senin (6/1).

Menurut dia, sejak awal bergulirnya wacana perubahan nama Bandara Sepinggan oleh Gubernur Kalimantan Kaltim tidak pernah sekali pun melibatkan dan mendengarkan aspirasi warga Balikpapan.

Hal senada disampaikan dengan Ketua DPRD Kota Balikpapan, Andi Burhanuddin Solong yang mendukung kelompok pemuda Dayak untuk menolak pengantian nama Bandara Sepinggan. "Sebagai Ketua DPRD Balikpapan saya mendukung penolakan pergantian nama Bandara Sepinggan, selanjutnya Sekretariat DPRD akan mengirimkan surat usulan untuk menolak pergantian nama tersebut kepada DPRD Provinsi dan Pemprov Kaltim," katanya.

Bandara Sepinggan di Balikpapan yang merupakan Bandara internasional, dengan landasan pacu (runway) 2.500 x 45 meter saat ini sedang ditingkatkan menjadi 3.250 meter. Saat ini, Bandara Sepinggan sedang dalam tahap pembangunan dan peningkatan fasilitas Bandara, berupa pembangunan gedung terminal seluas 110 ribu meter persegi, pembangunan hanggar, apron, VIP room dan fasilitas lainnya.

Bandara tersebut akan memiliki gedung terminal berlantai empat yang dilengkapi area komersial seluas 33 ribu meter persegi, apron 140.972 meter persegi, konsep terminal dua level, aviobridge 11 unit, check in counter sebanyak 76 unit. Selain itu imigration counter sebanyak delapan unit, sistem penanganan bagasi dengan hold baggage screening level empat unit, konveyor klaim bagasi delapan unit dan 11 garbarata.

Peningkatan fasilitas Bandara Sepinggan yang diperkirakan akan rampung dan diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Februari 2014.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement