Ahad 05 Jan 2014 19:25 WIB

Kadin Sumsel Minta Kenaikan Harga Elpiji Ditunda

Rep: Maspril Aries/ Red: Maman Sudiaman
Salah satu pangkalan gas Elpiji 3 kg (ilustrasi).
Foto: epublika/Darmawan
Salah satu pangkalan gas Elpiji 3 kg (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Baru lima hari Pertamina menetapkan kenaikan harga gas elpiji 12 kg, dampaknya sudah terasa di masyarakat. Di antaranya, banyak warga mengeluh karena kesulitan memeroleh gas elpiji 3 kg, ini terjadi karena diduga ada eksodus konsumen elpiji 12 kg ke elpiji 3 kg.

Terhadap kondisi tersebut, Kamar Dagang dan Industri Sumatera Selatan (Kadin Sumsel) mendesak pemerintah provinsi setempat segera turun tangan. “Kadin meminta Pemerintah Provinsi Sumsel untuk mendesak Pertamina menunda kenaikan gas elpiji 12 kg karena dampaknya beberapa hari ini banyak warga konsumen elpiji 3 kg kesulitan memperoleh gas bersubsidi,” kata Ahmad Rizal Ketua Kadin Sumsel, Ahad (5/1).

Menurut Ahmad Rizal, kelangkaan gas elpiji 3 kg pada beberapa daerah di Sumsel bisa saja terjadi karena ada eksodus konsumen elpiji 12 kg ke elpiji yang tergolong lebih murah tersebut. “Bisa jadi juga terjadi  penimbunan oleh oknum yang tak bertanggung jawab yang berujung merugikan masyarakat,” ujarnya.

Dampak dari kenaikan gas elpiji 12 kg menurut Ahmad Rizal dari pantauan Kadin Sumsel sudah mulai dirasakan dunia usaha khususnya UKM. “Mereka sekarang kewalahan, setelah kenaikan listrik kini diawal 2014 mendapat “kado” kenaikan gas elpiji. Belum lagi, kenaikan UMP yang juga mulai berlaku 2014. Kini beban yang dirasakan dunia usaha semakin terasa berat,” katanya.Sebagai entitas bisnis menurut Ketua Kadin Sumsel Pertamina jangan hanya beorientasi laba saja. “Sebagai BUMN Pertamina juga memiliki kewajiban public services.

Di Sumsel, kenaikan ini akan menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa khususnya sektor rumah makanan & restoran.”Menurut Ahmad Rizal, pengusaha makanan di Sumsel kebanyakan UKM dan mereka ini yang paling merasakan dampaknya kenaikan harga gas elpiji 12 kg. “Kenaikan terjadi tanpa sosialisasi dengan baik sehingga masyarakat mengalami kepanikan. Kita khawatir kenaikan ini juga memicu kenaikan harga komoditas lain.Kadin meminta Pemerintah Provinsi Sumsel segera turun tangan,” ujarnya.

Seorang warga Bukit Lama pengguna gas elpiji 3 kg mengaku kesal dengan keputusan Pertamina menaikan gas elpiji 12 kg karena keputusan tersebut memicu terjadinya kelangkaan gas tabung “melon” tersebut.“Pertamina itu sepertinya cuma memikirkan untung saja, tidak memikirkan dampaknya di masyarakat.  Sekarang kami kesulitan mendapatkan gas tabung melon. Dulu rakyat miskin disuruh beralih dari minyak tanah ke gas, setelah beralih sekarang kami kesulitan mendapat gas. Ini bisa jadi karena banyak yang dari gas 12 kg pindah ke gas 3 kg,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement