Jumat 03 Jan 2014 14:04 WIB

PDIP: Pelemahan Rupiah Bukan Alasan Naikkan Elpiji

Rep: muhamad akbar widjaya/ Red: Taufik Rachman
Gas Elpiji 12 kg
Foto: Republika/Agung Fatma Putra
Gas Elpiji 12 kg

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR, Dewi Aryani menilai alasan Pertamina menaikan harga gas elpiji 12 kilogram sangat lemah. Menurut Dewi Pertamina mestinya tidak menjadikan melemahnya nilai tukar rupiah atas dolar sebagai dasar alasan menaikan gas elpiji.

"Pertamina tidak boleh berlindung dibalik melemahnya rupiah," kata Dewi ketika dihubungi wartawan, Jum'at (3/1). Dewi mengatakan saban tahun pemerintah sudah memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar. Sayangnya prediksi ini tidak dibarengi perhitungan akan pelbagai konsekuensi yang bakal dihadapi.

Ini menurut Dewi membuktikan pemerintah kurang jeli menganalisa berbagai kemungkinan yang terjadi secara makro maupun mikro. "Scenario planning pemerintah soal anggaran dan berbagai kebijakan energi dan turunannya tidak cermat direncanakan," ujar Dewi.

Politisi PDI Perjuangan ini menilai dalil melemahnya nilai tukar rupiah sengaja digunakan Pertamina untuk menutupi ketidakcermatan pemerintah. "Menyalahkan kondisi eksternal adalah salah satu bukti pemerintah mau cuci tangan," katanya.

Pertamina mesti bersikap transparan dalam menjelaskan kenaikan harga gas elpiji. Dewi mengatakan masyarakat sebagai konsumen jangan hanya diberikan "hukuman" kenaikan harga tanpa alasan dibarengi yang memadai.

Apalagi, imbuhnya, saat ini ekonomi masyarakat di kelas menengah ke bawah belum stabil. "Soal kenaikan Elpiji Pertamina harus Transparan soal sudah tepat atau tidak menaikkan harga elpiji," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement