REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kelima adalah Indonesia (April dan Juli). Global Post mengatakan, dominasi politik partai penguasa di Indonesia, Partai Demokrat, terancam luntur dengan hadirnya tokoh fenomenal dari kelompok paling oposan, yaitu Partai Demokrasi Indonesia (PDI), Gubnernur Jakarta, Joko Widodo. Nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun, dikatakan, jika diberi kesempatan untuk ikut pemilu yang ke tiga kalinya, tidak akan mampu membendung popularitas Joko.
Keenam adalah Kolombia (25 Mei). Perseturuan antara Presiden Juan Manuel Santos dan bekas mentor politiknya Alvaro Uribe bakal mewarnai perebutan kekuasaan di negeri itu. Perpecahan itu lantaran beda pendapat tentang mengatasi kelompok pemberontak, Angkatan Bersenjata Revolusi Kolombia (FARC). Jika Santos lebih menghendaki perdamaian dan penyelesaian diplomatik. Uribe sebagai mantan jenderal tidak mengenal istilah tersebut.
Selain enam negara itu, proses transoformasi kekuasaan juga terjadwal di Turki (Agustus) dan Brasil (Oktober). Di Turki, upaya menghentikan bangkitnya Islam terasa sejak Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) memimpin selama dua periode. Upaya penggulingan terhadap Perdana Menteri Reccep Tayyeb Erdogan pun tidak sekali dua kali dilakukan. Tapi, tahun ini cukup membuat gusar AKP lantaran Erdogan tidak bisa lagi mencalonkan diri.
Sedangkan di Brazil, pemilihan kali ini adalah taruhan besar bagi Presiden Dilma Roussef. Presiden perempuan pertama di Brazil ini terus merosot popularitasnya lantaran gagal meyakinkan masyarakat tentang kinerja ekonominya. Pada 2013, Rossef setidaknya lebih dari lima kali dihadapkan dengan demonstrasi akbar untuk menggulingkannya.
Dan pemilu paling akhir di 2014 mendatang, adalah di Amerika Serikat (AS). AS pada 4 November harus melaksanakan pemilu awal untuk memilih 100 senator untuk duduk di kursi Senat. Saat ini, senat di kuasai oleh oposisi, yakni Partai Republik. Penguasa oposisi terhadap senat selama dua tahun terakhir, nyaris membunuh semua regulasi dan kebijakan Presiden Barrack Obama yang diusung Partai Demokrat.
Advertisement