REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -– Hingga September 2013, data jumlah penduduk miskin di Provinsi Lampung turun 28,8 ribu jiwa dibanding periode Maret 2013.Kini, jumlah penduduk miskin di Sang Bumi Ruwai Jurai mencapai 1.134.280 jiwa. Meski demikian provinsi Lampung masih menempati urutan ke delapan penduduk miskin terbanyak di Sumatera.
“Jumlah penduduk miskin di Lampung per September 2014 menurun 14,39 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung, Adhi Wiriana, di Bandar Lampung, Kamis (2/1).
Ia mengatakan selama periode Maret 2013 – September 2013, penduduk miskin di daerah perkotaan justru berkurang sekitar 10,3 ribu orang dari 233,01 ribu orang pada Maret 2013, menjadi 222,75 ribu orang pada September 2013. Sedangkan di daerah perdesaan berkurang 18,5 ribu orang dari 930,05 ribu orang pada Maret 2013 menjadi 911,53 orang pada September 2013.
Sedangkan persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2013 sebesar 11,59 persen, menurun menjadi 10,89 persen pada September 2013. Begitu juga dengan penduduk miskin di daerah perdesaan dari 16,00 persen pada Maret 2013, menjadi 15,62 persen pada September 2013.
Adhi mengatakan peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih bear dibandingkan peranan komoditi bukan makanan seperti perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Pada September 2013, sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan sebesar 75,92 persen, dan sumbangan garis kemiskinan nonmakanan sebesar 24,08 persen.
Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap garis kemiskinan di perkotaan adalah beras, rokok kretek/filter, telur ayam ras, temped an gual pasir. Sednagkan, komoditi yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perdesaan adalah beras, rokok kretek/filter, gula pasir, telur ayam ras, dan tempe.
Sedangkan komoditi bukan makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan adalah perumahan, listrik, pakaian jadi anak-anak, bensin, dan pakaian jadi perempuan dewasa. Sedangkan di perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, pakaian jadi anak-anak dan pakaian jadi laki-laki dewasa.
Adhi mengatakan penurunan angka kemiskinan yang dialami Provinsi Lampung merupakan lanjutan dari tren yang terjadi tahun 2007, dengan rata-rata penurunan angka kemiskinan per tahun sekitar 1,05 persen. Penurunan ini, kata dia, sejalan dengan tingkat trend perkembangan tingkat kemiskinan pada tingkat nasional tetapi dengan tingkat kecepatan penurunan yang lebih cepat di Lampung. “Gap-nya nasional 14,39 persen, sedangkan Lampung 11,47 persen,” kata dia.