REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kepolisian Negara Republik Indonesia menyatakan Anton alias Septi, pelaku aksi terorisme yang ditangkap di Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (31/12), merupakan peletak bom dalam pemboman di Vihayara Ekayana, Jakarta Barat, Minggu (4/8/2012).
"Anton termasuk eksekutor langsung peletak bom di Vihara Ekayana dan beberapa kegiatan fa'i (pengumpulan dana untuk membiayai aksi teror) lainnya," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Kamis.
Boy mengatakan aksi pemboman di tempat ibadah umat Buddha itu adalah aksi solidaritas mereka atas isu kekerasan terhadap Muslim Rohingya, Myanmar, beberapa waktu lalu.
"Itu menjadi inspirasi mereka untuk melakukan aksi penyerangan dan menjadikan vihara sebagai target," katanya.
Boy menjelaskan Anton juga merupakan perencana dan pelaksana dalam penyerangan anggota kepolisian. Anton juga merupakan ahli perakit bom dalam kelompok Abu Roban.
Ia juga memastikan adanya keterkaitan Anton dengan teroris yang digerebek di Kampung Sawah, Ciputat, Selasa (31/12). Menurutnya, baik Anton maupun tujuh pelaku yang diringkus di kontrakan berukuran 3x8 meter itu adalah sama-sama kelompok Abu Roban.
"Anton ahli dalam perakitan bom, dia juga sebagai pelaksana dan perencana juga, memang cukup dominan perannya," katanya.
Sebelumnya, anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri melakukan penggerebekan di rumah kontrakan milik Rahmat di Jalan KH Dewantoro Gang H Hasan RT 04/07 Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, Banten pada Selasa (31/12) malam hingga Rabu (1/1) dini hari.
Penggerebekan yang menewaskan enam orang pelaku itu merupakan pengembangan atas penangkapan Anton di depan warung internet Jalan Alternatif Kemranjen Banyumas arah ke Purwokerto, Jawa Tengah, pada Selasa (31/12) pukul 14.00 WIB. Anton juga diketahui sebagai buronan kasus bom Beji, Depok, September 2012.