Rabu 01 Jan 2014 18:56 WIB

SPBU di Lintas Tengah Sumatera Kehabisan Stok Solar

Seorang pengendara motor berada di SPBU yang telah kehabisan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan, Jumat (1/7). Meski persediaan solar mencapai 2.383 Kl dan bensin 2.340 Kl di depo Pertamina Krueng Raya Provinsi Aceh, namun krisis
Foto: Antara
Seorang pengendara motor berada di SPBU yang telah kehabisan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan, Jumat (1/7). Meski persediaan solar mencapai 2.383 Kl dan bensin 2.340 Kl di depo Pertamina Krueng Raya Provinsi Aceh, namun krisis

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di sejumlah SPBU masih kosong di jalur lintas Sumatra Bagian Tengah (Sumbagteng), terutama dari Solok hingga Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat.

SPBU yang masih kosong BBM jenis solar sampai Rabu siang, di antara di kawasan Jalan Indarung Padang, Janjung Lolo dan Sialang wilayah Kabupaten Sijunjung.

Ali Amran salah seorang pengemudi kendaraan yang melintasi Jalan Sumbagteng setidaknya menemukan ada tiga SPBU yang masih terpampang plang bertuliskan solar habis.

Dari yang tiga itu, tambahnya, juga terlihat stok bahan bakar minyak jenis pertamax kosong. "Kami mengisi BBM jenis premium, terlihat solar kosong. Namun, tak ada truk yang antrean," ujarnya.

Petugas Pertamina pemasaran Sumbar-Riau Suroto ketika dikonfirmasi membenarkan masih ada sejumlah SPBU yang kosong stok solarnya, tapi upaya untuk menormalkan kembali telah dilakukan sejak dua hari terakhir.

Adanya SPBU yang kosong, disebabkan beberapa faktor di antaranya berkaitan dengan kesanggupan tebus dari pihak pengusaha SPBU. Kemudian terlambat suplaynya dari terminal Teluk Kabung ke SPBU di daerah-daerah, faktor armada terbatas.

"Armada atau truk tangki pengangkut BBM masih terbatas jumlahnya, makanya masih ada SPBU yang belum masuk stok solarnya," ujarnya melalui telepon genggam di Padang.

Sepekan menjelang pergantiang tahun pihak PT. Pertamina sudah memprediksi akan terjadi lonjakan kebutuhan bahan bakar minyak maupun elpiji termasuk di wilayah Sumbar.

Kepala Manajer Pemasaran Pertamina Rayon Sumbar-Riau Ardyan Adhitia sebelumnya menyampaikan beberapa langkah sudah dipersiapkan untuk menjaga persediaan BBM di saat terjadinya lonjakan permintaan.

Melihat dari data tahun lalu, menunjukan peningkatan kebutuhan BBM sektor transportasi, khususnya premium diperkirakan mulai terjadi sepekan sebelum Natal sampai dengan sepekan awal Januari 2014.

Kenaikan kebutuhan diperkirakan capai tujuh persen dari kebutuhan per hari di Sumbar sebanyak 2.107 kiloliter/hari untuk premium, dan jenis solar 1.827 kiloliter/hari, serta elpiji 90 ton/hari (tabung 12 kg), lima ton untuk tabung 50 kg.

Guna memenuhi layanan BBM ke masyarakat, maka langkah pertama dilakukan membentuk tim satuan tugas atau posko pemantauan distribusi BBM dan Non BBM mulai pada 22 Desember 2013 sampai pada 8 Januari 2014. Tim yang terdiri atas internal Pertamina ini bertujuan memonitor persediaan BBM dan Non BBM.

Langkah berikutnya terminal BBM, SPBBE dan SPBU menambah waktu pelayanan, dan tetap buka pada hari libur resmi khususnya SPBU yang berada di jalur lintas dan wisata. Stok BBM di jalur lintas dan lokasi wisata serta dan menyiapkan penyediaan bahan bakar.

Selanjutnya kepada kontraktor dan transportir angkutan BBM untuk mensiagakan kendaraan dalam jumlah yang cukup dan siap pakai atau beroperasi. Direncanakan menambah armada mobil tangki jika terjadi gejolak dan bencana alam.

Kelima, melakukan koordinasi dengan pihak bank agar buka pada hari libur untuk melayani pembayaran dari pengusaha SPBU. Sedangkan ke enam, kata dia, berkoordinasi dengan lembaga atau instansi terkait apabila terjadi gejolak permintaan di konsumen dan langkah terakhir menyediakan stok tambahan LPG di SPBU dan outlet indomaret.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement