REPUBLIKA.CO.ID,KARAWANG -- Agus Supriatman, Kadisdikpora Karawang, Jawa Barat, menjelaskan, tidak ada bantuan untuk SD di Karawang dari pusat. Apalagi, nilainya mencapai Rp 250 juta.
Kalaupun ada, biasanya pusat berkoordinasi dengan daerah. Tidak langsung menelpon seperti kasus yang mendera Kepsek Duren 1 Klari."Kalaupun ada bantuan, kami akan tahu. Tidak seperti sekarang," ujarnya, Selasa (31/12).
Dalam kasus ini, Kepsek Enden jelas telah tertipu. Bahkan, terhipnotis karena dia telah dibimbing melalui telepon untuk mentransfer sejumlah uang. Karena itu, pihak Disdikpora menyarakan supaya korban melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian.
Menurut Agus, kasus penipuan melalui telepon terhadap para Kepksek atau guru sepanjang 2013 sangat banyak. Sebelum menimpa Kepsek Duren 1, sejumlah kepsek di Kecamatan Kotabaru dan Cikampek juga jadi korban penipuan. Namun, para kepsek itu berkoordinasi dulu dengan dinas. Menanyakan soal kabar bantuan itu.
Dengan adanya koordinasi ini, para kepsek itu mengetahui jika tidak ada bantuan. Sehingga, mereka lolos dari aksi penipuan tersebut. Namun, kasus yang dialami Kepsek Duren 1 merupakan yang kali pertama. Sebab, dia sudah mentransfer uang senilai Rp 45 juta.
"Kami menghimbau kepada seluruh guru atau kepsek, supaya tak tergiur iming-iming bantuan. Kalau ada telepon, sebaiknya koordinasi dulu dengan dinas," jelasnya.