REPUBLIKA.CO.ID,CILACAP -- Menjelang tahun baru 2014, situasi di Lembaga Pemayarakatan (LP) Batu Nusakambangan memanas. Situasi ini bukan dipicu oleh perayaan Tahun Baru. Namun karena sejumlah napi melakukan tindakan perusakan fasilitas sel yang ada di LP tersebut.
Aksi yang dilakukan para napi ini, sebagai buntut pemindahan napi kasus teror bom buku, Pepi Fernando dari LP Batu ke LP Besi yang juga berada di Nusakambangan, Senin (30/12) malam. Pemindahan napi ini ternyata memicu aksi solidaritas napi lainnya hingga kemudian melakukan aksi perusakan sejumlah fasilitas LP.
Aksi perusakan ini berlangsung hingga Selasa (31/12) siang, hingga pihak LP kemudian meminta bantuan aparat kepolisian dan TNI membantu pengamanan di lingkungan LP. ''Kita terpaksa meminta bantuan Polres dan Kodim Cilacap karena kita khawatir aksi para napi tersebut akan memicu kejadian-kejadian yang lebih membahayakan,'' kata Kepala LP Batu Liberti Sitinjak, Selasa (31/1) malam.
Setelah petugas keamanan masuk ke lingkungan LP, akhirnya aksi perusakan yang dilakukan beberapa napi tersebut berhasil diredam. Dalam pengamanan tersebut, lebih dari 80 orang petugas kepolisian dan TNI, diturunkan.
Setelah situasi berhasil diredam, petugas kemudian melanjutkan dengan penggeledahan di ruangan-ruasangan sel lingkungan LP. ''Seluruh kamar napi di LP Batu kita geledah. Hal ini kita lakukan karena dikhawatirkan ada barang-barang berbahaya yang bisa digunakan napi,'' kata Kapolres Cilacap AKBP Andry Triaspoetra.
Meski tidak menemukan barang berbahaya, namun petugas menemukan barang-barang yang tidak semestinya berada dalam sel. Dalam penggeledahan tersebut, petugas menemukan barang-barang seperti kompor, magic jar, magic com, televisi, lemari pakaian yang cukup mewah, spring bed hingga ikan piaraan. ''Selain itu juga ditemukan minyak tanah dan bensin,'' jelasnya.
Oleh petugas, semua barang diangkut keluar sel dan dibakar di halaman lingkungan LP. ''Kecuali kita-kitab suci, semuanya kita bakar,'' kata Kapolres. Hingga menjelang malam pergantian tahun, pemusnahan barang-barang tersebut masih berlangsung.
Pemindahan Pepi dari LP Batu ke LP Besi, menurut Liberty, karena yang bersangkutan diduga berusaha menyebarkan doktrin jihad ke napi-napi lain. ''Bahkan yang bersangkutan juga terbukti mengajarkan cara membuat bom molotov dengan material bahan dari korek api dan diledakkan di area lapas,'' jelasnya.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM Provinsi Jawa Tengah, Hermawan Yunianto, membenarkan bahwa napi Pepi yang semula ditempatkan di LP Batu dipindahkan ke LP Besi.
Dia menyebutkan, pemindahan Pepi dilakukan karena berpengaruh kurang baik terhadap napi lainnya. ''Kami sudah memantau selama beberapa bulan, hingga kemudian kami putuskan untuk memindakan Pepi ke LP Batu,'' jelasnya.
Menurutnya, pilihan pemindahan ke LP Besi diambil karena kebutuhan sumber daya manusia untuk pengamanan yang mencukupi dan tidak adanya napi teroris lain. ''Kami arahkan agar Pepi menempati sel khusus, untuk sementara dia kami tempatkan di ruang isolasi,'' jelasnya.