REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari mengatakan, wacana cawapres memang belum seramai capres. Karena setiap partai masih meletakan target tertinggi.
Namun ini tidak berarti posisi cawapres tidak patut diperhitungkan. "Berdasar pengalaman pilpres sebelumnya, cawapres dengan peluang terbesar akan datang dari ketua umum partai menengah," katanya, Senin (30/12).
Dari survei yang dilakukan Indo Barometer pada 4-14 Desember, katanya, nama tokoh partai politik Islam masih berada di bawah tokoh politik nasional.
"Jusuf Kalla 11,6 persen, Wiranto 6,9 persen, Hary Tanoesoedibdjo 6,8 persen, Hatta Rajasa enam persen, Dahlan Iskan 5,6 persen, Mahfud MD 4,1 persen, Sri Sultan Hamengku Buwono X empat persen, Muhaimin Iskandar 2,9 persen, Yusril Ihza Mahendra 1,6 persen, dan Khofofah Indar Parawansa 1,2 persen," demikian survei Indo Baromenter.
Rendahnya elektabilitas partai politik Islam dalam sejumlah survei tidak berarti membuat mereka kehilangan posisi tawar dalam format koalisi pemilu 2014. Setidaknya, partai Islam masih berpotensi mengisi posisi cawapres yang saat ini terkesan lowong.
"Partai Islam paling logis mengambil posisi calon wakil presiden," kata pengamat politik Pol Tracking, Hanta Yundha.
Hanta mengatakan parpol Islam masih layak diperhitungkan. Ini karena mayoritas pemilih di Indonesia berlatar belakang Muslim. Asal mau kerja keras, bukan tidak mungkin parpol Islam bisa turut ambil peran dalam menentukan format capres-cawapres.