REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rendahnya elektabilitas partai politik Islam dalam sejumlah survei tidak berarti membuat mereka kehilangan posisi tawar dalam format koalisi pemilu 2014. Setidaknya, partai Islam masih berpotensi mengisi posisi cawapres yang saat ini terkesan lowong.
"Partai Islam paling logis mengambil posisi calon wakil presiden," kata pengamat politik Pol Tracking, Hanta Yundha ketika dihubungi Republika, Senin (30/12).
Hanta mengatakan parpol Islam masih layak diperhitungkan. Ini karena mayoritas pemilih di Indonesia berlatar belakang Muslim. Asal mau kerja keras, bukan tidak mungkin parpol Islam bisa turut ambil peran dalam menentukan format capres-cawapres. "Artinya posisi mereka di koalisi bukan hanya sebatas pelengkap di kabinet menteri," ujarnya.
Berkaca pada hasil survei terakhir, kata Hanta, parpol Islam memang terkesan kurang dominan dalam berbagai wacana koalisi. Koalisi seakan-akan hanya domain partai bersuara besar.
Padahal pengalaman politik di Tanah Air memerlihatkan bagaimana signifikansi peran partai Islam dalam koalisi. "Partai Islam mesti lebih bekerja keras memperkenalkan figur mereka ke masyarakat," kata Hanta.
Partai Islam hanya punya satu pilihan untuk bisa diperhitungkan dalam kontestasi pilpres 2014. Yaitu, menaikan elektabilitas partai di pileg.
Secara bersamaan, ketua umum parpol Islam turut berupaya memperkenalkan diri ke masyarakat. "Kalau partai Islam dapat elektabilitas signifikan mereka punya posisi tawar untuk cawapres," katanya.