REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Sebanyak 18.807 jiwa atau 5.915 kepala keluarga korban erupsi gunung Sinabung masih menempati sejumlah posko penampungan Kabanjahe.
Ketua Media Center Penanganan Bencana Gunung Sinabung Posko Kabanjahe, Jhonson Tarigan, mengatakan para pengungsi terus bertambah banyak, dikarenakan erupsi gunung Sinabung semakin tinggi. Masyarakat yang berada dibawah radius 5 kilometer dari kawah Gunung Sinabung harus mengungsi ke lokasi aman yang telah disediakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo.
"Jadi, penduduk desa yang berada di zona membahayakan itu harus pindah dan hal ini merupakan keputusan Pemkab Karo, untuk menjaga hal-hal yang tidak diingini demi keselamatan masyarakat," kata Jhonson.
Dia menyebutkan, tidak ada alasan bagi masyarakat yang tinggal di 22 desa dan dua dusun di Kabupaten Karo untuk bertahan menempati rumah mereka, karena sangat berbahaya.
Data yang diperoleh di Posko Penanganan Bencana Gunung Sinabung, Kabanjahe, belasan ribu pengungsi tersebut ditampung 31 lokasi. Beberapa di antaranya, Los Tiga Binanga, GBKP Payung dan Masjid Agung Kabanjahe. Kemudian, Asrama Kodim Kabanjahe, Jambur Natolu, Islamic Center, Los Tanjung Mbelang dan Los Tanjung Pulo.
Para pengungsi tersebut berasal dari 22 desa dan dua dusun di Kabupaten Karo, seperti Desa Sukameriah, Desa Guru Kinayan, Desa Selandi Lama, Desa Kuta Rakyat dan Desa Sigaranggarang di Kecamatan Payung.
Desa Berastepu, Desa Sibintun, Desa Gamber dan Desa Kuta Tengah, Desa Kuta Mbelin, Desa Kebayaken, Desa Kuta Tonggal dan Desa Sukanalu di Kecamatan Simpang Empat.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meningkatkan status Gunung Sinabung dari level Siaga menjadi Awas terhitung mulai Minggu (24/11) sekitar pukul 10.00 WIB.
Status Awas tersebut berpotensi menyebabkan makin meluasnya lontaran material berukuran 3-4 cm yang jaraknya diperkirakan mampu mencapai 4 km sehingga masyarakat yang bermukim dalam radius 5 km dari kawah Gunung Sinabung diminta mengungsi.