REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Batam berencana untuk melakukan interkoneksi jaringan listrik di seluruh Kepulauan Riau. Secara bertahap, PLN Batam akan mengalirkan listrik untuk pulau terbesarnya, Pulau Bintan.
"Kami ingin membangun jaringan listrik yang terintegrasi di seluruh pulau. Interkoneksi ke Pulau Bintan rencananya mulai Juni 2014," kata Direktur Operasional PLN Batam M Tagor Sidjabat, Sabtu (28/12).
Rencananya, lima gardu akan dibangun di lima titik di sepanjang Pulau Bintan dan dihubungkan dari Batam. Daya transmisinya sebesar 150 kilovolt. Namun pembangunan ini akan dilakukan secara bertahap pula. Tahap pertama akan dibangun transmisi dengan daya 20 kilovolt.
Interkoneksi ini diharapkan menjawab masalah listrik yang ada di Pulau Bintan yang juga merupakan lokasi ibu kota Kepulauan Riau, Kota Tanjungpinang. Jika interkoneksi selesai, Pulau Bintan akan mendapatkan daya sebesar 50 megawatt.
Namun interkoneksi ini terganjal lahan. Tagor mengatakan, pembangunan jaringan kabel ini akan melalui hutan lindung yang perlu izin khusus. Namun, ia yakin pembangunan jaringan listrik untuk Pulau Bintan dapat berjalan sesuai rencana dan mampu mengatasi masalah pasokan listrik di Kota Tanjungpinang.
Batam merupakan wilayah yang tidak lagi menikmati subsidi listrik. PLN Batam tidak lagi menerapkan harga subsidi untuk listrik. Sehingga harga listrik di Batam bergerak sesuai kondisi ekonomi. Namun, listrik di Batam tidak jauh berbeda dengan harga subsidi.
Togar mengatakan, harga listrik di Batam bergantung pada beberapa faktor, seperti kondisi ekonomi, inflasi, dan nilai tukar. Harga listrik dievaluasi setiap tiga bulan dan disahkan oleh wali kota Batam.