Jumat 27 Dec 2013 16:17 WIB

Ini Sumpah Wali Kota Soal Kebun Binatang Surabaya

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: A.Syalaby Ichsan
Seekor unta kurus di Kebun Binatang Surabaya
Foto: Richard Shears/MailOnline
Seekor unta kurus di Kebun Binatang Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini angkat bicara mengenai tudingan media Inggris MailOnline yang menyatakan bahwa Kebun Binatang Surabaya (KBS) adalah kebun binatang yang terkejam di dunia.

Risma mengungkapkan, Pemerintah Kota Surabaya telah melakukan upaya merawat KBS, termasuk satwa-satwanya jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya.  

"Saya bersumpah atas nama Tuhan bahwa kami telah melakukan upaya yang lebih baik (untuk merawat KBS) dibandingkan sebelumnya," katanya di sela-sela penandatangan usulan penetapan upah minimum kota (UMK) Surabaya di Surabaya, Jumat (27/12).

Sementara itu, Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Taman Satwa KBS Ratna Achjuningrum ketika dikonfirmasi enggan memberikan tanggapan. Pesan singkat maupun panggilan telepon dari Republika ke nomor telepon selularnya tidak mendapatkan respons.

Sebelumnya, wartawan situs berita Inggris, MailOnline, Richard Shears, menyebutan bahwa  KBS sebagai kebun binatang terkejam di dunia. Ini karena dia melihat sendiri bagaimana satwa liar di KBS telantar dan tidak dirawat dengan benar. 

Kemudian terlihat dari penampilan penghuni KBS yang kurus, murung, bahkan terluka. Shears mengaku prihatin karena sudah lebih dari 50 binatang yang tewas dalam tiga bulan terakhir. Tidak hanya itu, ada seekor jerapah yang tewas dengan 20 kilogram kantung plastik dalam perutnya. 

Belum lagi Harimau Sumatra menderita akibat mengalami pembusukan pencernaan. Pemandangan lain tak kalah mengenaskan adalah seekor orangutan terlihat mengunyah bulpen yang dilemparkan seorang pengunjung

Ironisnya, mantan petugas KBS Tony Sumampau kepada Shears menyatakan bahwa petugas KBS kebanyakan lebih sibuk mengurusi barang dagangannya di kebun binatang itu ketimbang merawat binatang-binatang di sana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement