REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Serangan hama terhadap buah kakao di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, cukup meresahkan petani setempat.
"Hasil panen kali ini sangat sedikit sekali dibandingkan sebelumnya," kata Huber SP, salah seorang warga Desa Lebantongoa, Kecamatan Palolo, Kamis.
Ia mengaku banyak buah kakao busuk karena adanya serangan hama.
Serangan hama hampir merata terjadi di wilayah Kecamatan Palolo yang selama ini merupakan daerah penghasil kakao dan kopi terbesar di Kabupaten Sigi.
Akibat serangan hama tersebut, hasil panen turun drastis sehingga sangat merugikan petani.
Hal senada juga disampaikan Budi, salah seorang petani di Desa Sejahtera, Kecamatan Palolo. Ia juga mengatakan panen kali ini tidak menggembirakan.
Justru hasil panen turun, harga kakao cukup mahal. Harga kakao di pasaran setempat sekarang berkisar Rp31.000 sampai Rp31.500 per kilogram.
Menurut dia, harga itu merupakan tertinggi selama ini.
Harga kakao pernah merncapai Rp28.000 per kilogram saat terjadi krisis moneter 1998.
Sayang, katanya, justru saat harga kakao lagi membaik, panen petani menurun.
Penurunan hasil panen petani dikarenakan adanya serangan hama penggerek buah kakao (PBK).