REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Mengantisipasi keamanan para pendaki pada malam pergantian tahun, puncak Merapi berpeluang ditutup untuk umum. Pendakian menuju puncak gunung Merapi melalui jalur Selo, Kabupaten Boyolali ini hanya diperbolehkan sampai di Pos III atau kawasan Pasar Bubrah.
Penutupan ini bakal diberlakukan jika terjadi lonjakan jumlah pendaki yang akan menikmati malam pergantian tahun dan fajar pertama dari puncak Merapi. “Seperti tahun sebelumnya, pengunjung pada malam pergantian tahun di Merapi selalu membludak,” ujar Yoko, pemandu pendakian Merapi jalur Selo, Kamis (26/12).
Ia mengatakan, jika jumlah pendaki membludak kemungkinan besar pendakian tidak diperbolehkan hingga puncak Merapi. Pertimbangannya, konstruksi batuan pada jalur pendakian dari pos III hingga puncak Merapi merupakan struktur batuan muda yang rawan terjadi longsoran. Sehingga akan sangat beresiko jika jumlah pendaki yang menuju puncak terlalu banyak.
Alternatifnya, para pendaki hanya akan diizinkan sampai di pasar Bubrah atau Pos III. “Lokasi Pos III juga sangat memungkinkan untuk menikmati datangnya fajar dan terbitnya matahari,” ungkap warga Dusun Plalangan, Desa Lencoh ini.
Ia juga mengingatkan untuk pengunjung yang akan mendaki melalui jalur Selo agar menngantisipasi cuaca dengan pakaian hangat dan jas hujan. Selain itu juga piranti penerangan antikabut diperlukan. Sebab cuaca di jalur pendakian Selo saat ini cenderung kurang bersahabat bagi pendakian.
Selain sering turun hujan, di jalur pendakian juga jamak berkabut tebal yang menyebabkan jarak pandang kurang maksimal. “Makanya perlu penerangan yang memadai agar pendakian tak membahayakan jiwa, termasuk bekal yang cukup,” tambahnya, melalui sambungan telepon.
Sementara itu, berdasarkan data Posko SAR Barameru, jumlah pendaki di di Merapi jelang tahun baru 2013 mencapai 500 orang.