Rabu 18 Dec 2013 19:11 WIB

PGN Resmikan Galeri Perak dan Tembaga di Gunungkidul

Perusahan Gas Negara (PGN)
Foto: wikipedia
Perusahan Gas Negara (PGN)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) meresmikan dua galeri lengkap dengan interiornya, yakni galeri perak di desa Pampang dan galeri perak dan Tembaga di desa Sodo, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, Rabu (18/12). Proses pembangunan dua galeri tersebut melibatkan PGN bekerjasama dengan UKM binaan, yang bertujuan mempermudah para perajin memasarkan produknya.

Direktur Keuangan PGN, M. Riza pahlevi mengatakan, meski PGN tidak memiliki wilayah operasional di desa tersebut, namun upaya peningkatan kualitas dan kuantitas mitra binaan harus tetap maksimal. ”Kegiatan positif ini merupakan energi baik yang disalurkan PGN. Tidak hanya menjangkau daerah sekitar wilayah operasional PGN, tetapi jauh sampai ke luar wilayahnya. Sebagai contoh, PGN memiliki banyak mitra binaan di Yogyakarta”, ujar Riza di Yogyakarta, Rabu (18/12).

 

Tidak mudah untuk membuat masyarakat di luar Desa Pampang dan Desa Sodo, menyadari potensi yang ada di dua tempat tersebut.  Selain karena posisinya agak jauh dari pusat kota Yogyakarta, namanya kalah pamor dengan sentra-sentra perak atau tembaga di tempat lain. Di luar itu, promosi dan kemampuan bersaing dua desa ini juga sempat menghadapi beberapa kendala, seperti pemasaran produk secara mandiri. Malah kabarnya, kalau tidak ada order, mereka berhenti berproduksi.

Wakil Bupati Kabupaten Gunungkidul, Immawan Wahyudi mengatakan upaya PGN merupakan kesempatan bagi masyarakat supaya kerajinan perak dan tembaga di dua desa ini makin dikenal lebih luas dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. “Komitmen PGN untuk membantu mitra binaan, khususnya di Desa Sodo dan Pampang, sangat kami hargai dan sejalan dengan visi kami untuk membuat masyarakat menjadi mandiri dan kompetitif,” kata Immawan.

Desa Sodo merupakan sebuah desa di Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunungkidul yang memiliki luas wilayah 180 ha, 125 ha tanah pekarangan dan 55 ha tanah pertanian. Dengan wilayah pertaniannya relatif sempit, hal ini berakibat penduduk Desa Sodo berusaha mengembangkan usaha di sektor kerajinan dan industri kecil seperti kerajinan bambu, parut, perak, tembaga, ban bekas dan industri kecil berupa industri tahu, rambak, dan krupuk. Hal ini merupakan potensi untuk berkembangnya ekonomi kerakyatan.

Sementara Desa Pampang secara struktural, desa ini tidak jauh berbeda dengan tetangganya, Desa Sodo, dimana penduduknya sebagian besar adalah perajin perak dan tembaga. Sentra-sentra industri perak tersebut terus berkembang dan mengalami pemekaran. Dulunya para perajin perak Pampang belajar di Kotagede sekarang mereka mampu mendirikan usaha sendiri di tempat mereka. Para perajin ini terus berkembang secara kualitas dan desain, supaya bisa lebih maju dalam pemasaran maupun produksinya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement