REPUBLIKA.CO.ID, KEBUMEN -- Peserta Konvensi Capres Partai Demokrat Ali Masykur Musa melihat persoalam tingkat kesenjangan ekonomi masih luput dari perhatian.
''Hal ini menunjukkan bahwa negara harus bekerja lebih keras untuk menaikkan kesejahteraan rakyatnya melalui tuntutan keadilan ekonomi,'' kata Ali Masykur, dalam orasinya pada Musyawarah Nasional BEM PT NU di STAINU Kebumen, Senin (23/12).
Dijelaskannya, salah satu tujuan bernegara adalah terpenuhinya kesejahteraan hidup yang lebih baik. Setiap tahun, pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, faktor “tingkat kesenjangan” nyaris luput dari perhatian.
Saat ini, kata dia, Koefisien GINI sebelumnya berada pada level 0,3 - 0,4. Sekarang justru naik di posisi 0,41. ''Meningkatnya GINI yang terjadi pasca reformasi adalah ancaman besar bagi kehidupan bangsa kita," terang Anggota BPK RI tersebut.
Jika hal ini tidak segera teratasi, Ali Masykur khawatir gelombang gejolak sosial dan politik yang mewabah di berbagai belahan dunia mengalir ke Indonesia. "Saya sangat tidak mengharapkan hal itu terjadi. Sebelum semuanya terlambat, pemimpin di negara ini harus bekerja keras mewujudkan keadilan sosial," tandasnya.
Ia meminta para pemimpin mengubah paradigma mengejar pertumbuhan ekonomi, menjadi peningkatan pemerataan kesejahteraan rakyat. ''Semua rakyat Indonesia berhak hidup sejahtera. Untuk itu strategi pembangunan yang pro-poor harus d tingkatkan,'' tandasnya.