REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang berakhirnya masa jabatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Boediono, kekhawatiran masyarakat terhadap kinerja pemerintahan semakin meningkat. Masyarakat percaya, pemerintahan di Kabinet Indonesia Bersatu jilid II, bakal lumpuh di tahun 2014 mendatang.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) mengatakan, sebanyak 60,88 persen masyarakat khawatir, di tahun mendatang, pemerintahan tidak akan bekerja optimal. Kekhawatiran itu muncul lantaran pejabat negara hanya bakal sibuk mengurusi pemilihan umum legislatif maupun eksekutif.
''Mayoritas masyarakat percaya, bahwa para pejabat akan sibuk mengurusi partai masing-masing,'' kata LSI dalam rilis survei teranyar yang dipublikasikan di Jakarta, Ahad (22/12). Hanya sebanyak, 31,27 persen masyarakat masih percaya, pemerintahan akan dapat bekerja optimal.
Kekhawatiran masyarakat ini dikatakan merata. Masyarakat di pedesaan dengan kelas ekonomi paling bawah dan kelompok pendidikan rendah, memiliki tingkat kekhawatiran paling tinggi. Sementara kelompok masyarakat kota dengan kelas ekonomi atas dan berpendidikan memadai meragukan kelumpuhan itu.
LSI menerangkan, kekhawatiran dari kelompok pertama dikatakan wajar. Masyarakat di pedesaan dengan tingkat pendidikan dan ekonomi rendah, tidak dapat membedakan, adanya pejabat profesional dan pejabat dari gerbong partai politik. Dominasi pemberitaan pejabat dari partai politik, membuat masyarakat dari kelompok pertama menilai sama semua pejabat.
LSI mengadakan survei khusus mengenai keyakinan publik terhadap pemerintahan menjelang tahun politik 2014. Survei dilakukan secara cepat atau quick poll pada 18 sampai 19 Desember 2013 di 33 provinsi seluruh Indonesia. Survei dilakukan kepada 1200 responden dengan teknik multistage random sampling dengan tingkat kesalahan 2,9 persen.
Selain menyimpulkan kekhawatiran umum akan lumpuhnya pemerintahan di tahun politik mendatang, hasil survei juga menemukan kekhawatiran tentang SBY dan Boediono serta menteri-menterinya. Dikatakan, KIB jilid II tidak akan lagi fokus dengan tugas di pemerintahan.
Sebanyak 77,42 persen masyarakat Indonesia percaya, para menteri akan pulang ke partai masing-masing untuk mengurus pemenangan partai dan pencalonan dirinya dalam tahun kampanye 2014. Hanya 19,35 persen yang masih percaya para pejabat teras di kabinet akan tetap fokus akan fungsinya.
Di KIB II, tercatat ada 16 dari 34 menteri berasal dari partai politik. Tiga di antaranya adalah pemimpin partai politik. Dan sisanya adalah petinggi partai politik. Para menteri tersebut tergabung dalam mitra koalisi yang dipimpin Partai Demokrat.
Belum lagi, dikatakan LSI, beberapa menteri KIB II yang gamblang menyatakan diri siap menjadi presiden mendatang. Sebut saja dua diantaranya adalah Menteri Perdagangan Gita Wiryawan dan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Kedua menteri tersebut adalah peserta konvensi capres PD 2013.
Parahnya lagi, dikatakan LSI, SBY yang juga tokoh utama di PD meminta Menteri Koperasi dan UKM Syarif Hassan untuk menjadi Ketua Harian PD. Kondisi tersebut dinilai LSI menjadi kegagalan SBY mengikat kabinetnya dalam etika pemerintahan.