REPUBLIKA.CO.ID,MEDAN--Bulog Sumatera Utara mengakui pembelian beras petani tahun ini belum juga memenuhi rencana sebesar 15.000 ton menyusul harga jual yang jauh di atas harga pembelian pemerintah.
"Hingga dewasa ini, pembelian masih sebanyak 310 ton dari yang direncanakan sebanyak 15.000 ton," kata Humas Bulog Sumut, Rudi di Medan, Sabtu.
Tidak bisanya pembelian sesuai rencana, karena harga beras di daerah itu jauh di atas harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp6.600 per kg.
Harga beras di pasar Medan misalnya hasil pantauan Bulog sudah di atas Rp7.000 per kg.
Ia mengakui, biasanya Pemerintah memberikan insentif untuk menambah besaran HPP di saat musim paceklik di akhir tahun. Namun hingga menjelang akhir tahun, belum ada keputusan Pemerintah Pusat untuk memberikan insentif untuk tambahan HPP itu.
"Tapi kalaupun ada insentif sepertinya HPP tidak bisa juga menyamai atau melampaui harga beras di pasar yang diakui tren mahal walau dalam posisi stabil," katanya.
Harga mahal merupalan salah satu dampak produksi padi yang tidak naik banyak dampak anomali cuaca. Meski pembelian beras petani tidak sesuai rencana, tetapi stok beras Bulog tetap aman karena memasok beras dari daerah lain seperti Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan DKI Jakarta.
Stok beras Bulog Sumut cukup aman atau bisa hingga triwulan pertama 2014 sebanyak 54.535 ton. "Mudah-mudahan tahun depan pembelian beras semakin banyak karena Bulog sudah melakukan kerja sama bisnis padi/beras dengan Perpadi (Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi )," katanya.
Kerja sama dengan Perpadi yang dilakukan 31 Oktober lalu untuk menjaga dan meningkatkan ketahanan pangan di Sumut.
Kepala Sub Bagian Program Dinas Pertanian (Distan) Sumut, Lusyantini menyebutkan, Pemprov Sumut masih terus berupaya memperbaiki tanaman padi dan jagung di Sumut yang rusak bahkan puso akibat tergenang air dan bencana lain termasuk gempa Sinabung dan mengawali panen di akhir tahun.
Upaya itu untuk bisa mencapai target produksi bahan pangan yang mencapai 3,8 juta ton tahun ini.