Sabtu 21 Dec 2013 00:07 WIB

Ini Alasan Sepertiga Warga Jember 'BAB' Sembarangan

Toilet terindah di dunia
Foto: dailymail
Toilet terindah di dunia

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, Jawa Timur, mencatat sebanyak 38 persen dari 697.098 kepala keluarga di kabupaten setempat masih "buang air besar" (BAB) sembarangan.

"Jember menduduki peringkat sembilan terbawah dari kabupaten/kota di Jatim dengan sanitasi total terburuk dan 10 pusat kesehatan masyarakat (Puskemas) menjadi penyumbang angka sanitasi terburuk itu," kata Humas Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember Yumarlis, Jumat.

Menurut dia, sebanyak 38 persen warga masih BAB sembarangan seperti di pekarangan rumah dan sungai, karena mereka tidak memiliki sarana dan prasarana mandi cuci kakus (MCK).

"Sebanyak 10 puskesmas dengan kepala keluarga tertinggi BAB sembarangan yakni Puskesmas Silo, Jelbuk, Jenggawah, Mumbulsari, Mayang, Puger, Sumbersari, Sukowono, Sumberbaru dan Pakusari," tuturnya.

Selama 2013 sudah ada tambahan sebanyak lima desa/kelurahan di Kabupaten Jember yang sudah berstatus bebas dari BAB sembarangan atau "Open Defecation Free" (ODF) dengan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang sebelumnya sudah ada 28 desa ODF.

"Tambahan lima desa/kelurahan tersebut antara lain Desa Tegalsari di Kecamatan Ambulu, Desa Rejoagung dan Sidomekar di Kecamatan Semboro, Desa Sidorejo di Kecamatan Umbulsari, dan Kelurahan Sempusari di Kecamatan Kaliwates," paparnya.

Yumarlis menegaskan Dinkes akan berusaha terus untuk mengurangi jumlah masyarakat yang BAB sembarangan, sehingga diharapkan mampu menekan angka sanitasi buruk tersebut dengan program satu puskesmas harus ada tambahan satu desa ODF.

"Di Jember ada sebanyak 49 puskesmas yang tersebar di 31 kecamatan, sehingga minimal tahun depan ada tambahan 49 desa bebas BAB sembarangan," katanya.

Sementara Wakil Ketua DPRD Lukamn Winarno mengatakan Pemkab Jember mengalokasikan anggaran perbaikan sanitasi sekitar Rp2,3 miliar dalam APBD 2014 Kabupaten Jember.

"Untuk penyediaan sarana dan prasarana pembuangan air limbah dianggarkan sekitar Rp800 juta, sedangkan untuk MCK dialokasikan sebesar Rp1,5 miliar," ucap politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement