Jumat 20 Dec 2013 08:33 WIB

Sri Edi Swasono dan Ciptaning Utaryo Raih HB IX Award 2014 dari UGM

Rep: Yulianingsih/ Red: Djibril Muhammad
Sri Edi Swasono
Sri Edi Swasono

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universitas Gadjah Mada (UGM) memberikan anugerah Hamengkubuwono IX Award kepada dua tokoh bangsa Indonesia di dies natalis ke-64 tahun ini.

Kedua tokoh Indonesia yaitu Guru Besar UI Sri Edi Swasono dan Ciptaningsih Utaryo. Anugerah HB IX Award ini akan diberikan pada kedua tokoh ini di Pagelaran Kraton Yogyakarta, Kamis (19/12) malam ini.

Sri Edi Swasono memperoleh HB IX Award di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sedangkan Ciptaningsih Utaryo di bidang kemanusiaan.

Ketua Majelis Wali Amanah (MWA) UGM, Sofyan Effendi mengatakan, Sri Edi Swasono merupakan guru besar yang konsisten memperjuangkan Pasal 33 UUD 1945 yang isinya ekonomi Indonesia  bukan pasar liberal tetapi ekonomi yang mensejahterakan.

"Yang oleh para pelaksananya sejak Orde baru  tidak mau dipahami sehingga kita hanya penumpang yang dikendarai joki dari luar. Jokinya itu adalah WTO dan celakanya pemerintah menggebu-gebu mendukung WTO. Kita bangsa yang merdeka tetapi kita tidak berdaulat," katanya.

Sri Edi Swasono, kata Sofyan merupakan tokoh yang tak berhenti mengingatkan pemerintah untuk kembali menerapkan pasal 33 UUD 1945.

Sri Edi Swasono sendiri akan dalam kesempatan itu mengatakan, ambruknya ekonomi  Amerika pada 2008 karena kesalahan teori ekonomi. Padahal di Amerika sendiri banyak peraih nobel dibidang ekonomi. Karena itulah pada pidato penghargaan HB IX Award dirinya menyampaikan pidato terkait kesalahan teori ekonomi ini.

"Mari kita benahi teori ekonomi. Kalau teorinya salah maka prakteknya juga salah.Kita ini menghabiskan waktu seolah-olah teori yang berlaku seperti pendulum diantara ekonomi kerakyatan dan kapitalis," ujarnya.

Selama ini kata dia, teori ekonomi yang berlaku justru memiskinkan pemikiran manusia. Pasalnya teori yang berlaku adalah yang paling baik itu untungnya maksimal. "Ini yang mengakibatkan negara menjual kemerdekaan dan kedaulatannya," katanya.

Sebab kata dia, di Indonesia secara hukum adalah daulat rakyat tetapi secara praktek ternyata  daulat pasar. "Ini proses aboriginisasi, harus ada yang memperingatkan antara lain dengan khas kita melalui intelektualitas," tuturnya.

Sementara itu Rektor UGM Pratikno mengatakan, HB IX award itu diberikan pada tokoh yang diusulkan oleh banyak lembaga. Ada 20 tokoh yang diusulkan dan berdasarkan sidang pleno Majelis Guru Besar kemudian memutuskan Sri Edi Swasono terkait kedaulatan dan Ciptaningsih Utaryo dibidang kemanusiaan.

Ciptaningsih Utaryo dari Yayasan Sayap Ibu sendiri katanya, merupakan tokoh sukarelawan yang sangat giat mengurus bayi-bayi tanpa orang tua karena panggilan hati.

Selain HB IX Award, UGM tahun ini juga memberikan UGM Award kepada role model ke beberapa tokoh yaitu Menteri Kesehatan Nafisah Mboi dibidang kesehatan. Karena beliau orang yang berpegang teguh pada peningkatan kualitas kesehatan di Indonesia.

"Beliau adalah tokoh yang memperjuangkan publik healt jauh sebelum jadi Menteri Kesehatan," ujarnya.

UGM Award lain diberikan pada Daoed Joesoef dibidang pendidikan, Nobertus Riantiarno dibidang kebudayaan dan Marandus Sirait dibidang lingkungan.

"Award ini diberikan pada role model yang berjuang bukan karena profesinya tetapi lebih pada panggilan hati. Dan ini akan terus berkembang sebagai sebuah gerakan kebudayaan bukan sekedar bicara," katanya.

Rapat terbuka MWA UGM pada  Dies Natalis UGM ke 64 pada 2014 menampilkan pidato ilmiah Guru Besar Teknik Sipil UGM, Sudaryono dengan tema penguatan teknologi dan industri untuk kedaulatan bangsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement