REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Irjen Pol Dwi Priyatno membenarkan bahwa terduga teroris yang ditangkap di Temanggung berkaitan dengan rencana pengeboman Kedutaan Besar Myanmar. "Itu (terduga teroris, red.) sudah ditangkap. Pelakunya kaitannya dengan pelaku teroris di Kedutaan Besar Myanmar," katanya.
Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap seorang pemuda bernama Priyo Hutomo alias Iyok (22)di Dusun Sojayan, Desa Campursari, Kecamatan Bulu, Temanggung, Kamis, sekitar pukul 08.00 WIB. Dwi menjelaskan bahwa satu orang terduga teroris yang ditangkap di Temanggung karena diduga terlibat perencanaan pengeboman Kedubes Myanmar itu sudah dibawa oleh tim Densus 88 Antiteror ke Mabes Polri.
Ia mengatakan bahwa terduga teroris lainnya yang terlibat perencanaan pengeboman Kedubes Myanmar di Menteng, Jakarta Pusat sudah ditangkap, sedangkan pelaku yang ditangkap pada Kamis itu, merupakan sisanya. "Yang lainnya sudah ditangkap. Yang ini, yang satu ini sisanya. Dia (Iyok, red.) sudah dibawa ke Mabes Polri, ke Densus 88 Antiteror. Kami (Polda Jateng, red.) hanya melakukan 'back-up'," katanya.
Menurut dia, penangkapan terduga teroris Iyok merupakan hasil penyelidikan yang sudah lama berkaitan dengan perencanaan pengeboman Kedubes Myanmar, dan sempat dilakukan pengejaran dalam waktu cukup lama. "Ini (penangkapan Iyok, red.) kan memang hasil 'lidik' (penyelidikan) sudah lama. Jadi, ada pengejaran untuk pelaku yang belum bisa ditangkap karena kan selalu berpindah dan bergerak terus," katanya.
Berkaitan dengan penangkapan satu orang terduga teroris di Temanggung itu, ia mengimbau masyarakat Jateng untuk tetap tenang dan ikut membantu kepolisian untuk mengantisipasi tindak terorisme. "Kami harap masyarakat ikut membantu, apabila ada hal-hal yang mencurigakan, dan sebagainya segera lapor kepada polisi. Mudah-mudahan Jateng tetap kondusif, dan kami sendiri tetap antisipasi," katanya.
Penghargaan Bahasa diberikan kepada empat tokoh dan enam lembaga di wilayah Jateng yang dinilai sebagai pengguna bahasa terbaik di wilayah tersebut oleh Balai Bahasa Jateng, salah satunya Polda Jateng.