Kamis 19 Dec 2013 13:13 WIB

Populasi Badak Berkurang 700 Ekor Setiap Sewindu

Badak Jawa
Foto: ANTARA
Badak Jawa

REPUBLIKA.CO.ID,BANDARLAMPUNG--Direktur Yayasan Badak Indonesia (YABI) Widodo Ramono mengatakan, dalam sewindu atau delapan tahun populasi Badak Jawa dan Sumatera turun signifikan akibat perburuan liar dan perambahan hutan, dari 800 ekor menjadi sekitar 100 ekor.

"Di Jambi, Sumatera Barat dan Bengkulu yang tadinya menjadi kantung-kantung populasi badak sekarang tidak ditemukan lagi adanya hewan bercula itu," ujar Widodo, di Bandarlampung, Kamis.

Menurut dia terpantau 100 ekor di Lampung, 30 di Waykambas dan sisanya berada di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).

Pada kegiatan "Pelatihan dan Sosialisasi Penegakan Hukum Bidang Kehutanan Perburuan dan Perdagangan Satwa Dilindungi Provinsi Lampung 2013" itu, Widodo mengingatkan harus ada upaya sungguh-sungguh untuk pelestarian hewan yang dilindungi itu.

"Badak merupakan salah satu unsur penyangga ekosistem kehidupan manusia. Perburuan liar dan perambahan hutan menjadi sebab kepunahan badak," tuturnya.

YABI menurut dia, merupakan yayasan swadaya masyarakat untuk kehidupan Badak Jawa dan Sumatera yang lestari dan aman.

"Kami punya kepentingan dengan pihak terkait untuk melakukan pemantauan, populasi dan usaha konservasi. Termasuk mendukung pengamanan badak di Waykambas," kata Widodo.

YABI yang diirikan pada 2006 lalu terpanggil untuk membantu karena ada ancamanan pada Badak Sumatera dan Jawa.

"Pada awal 2013, terpantau tidak lebih dari 100 ekor. Sayangnya, upaya konservasi tidak bisa mengimbangi laju kepunahan badak," kata dia.

Pada kegiatan yang diikuti sejumlah unsur yudikatif di Provinsi Lampung dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandarlampung, Widodo menegaskan kepunahan badak merupakan salah satu masalah terbesar.

"Karena itu, kami meminta penegak hukum menjalankan tugas sebaik-baiknya, jangan ada permisif untuk untuk kasus-kasus perburuan hewan liar yang jelas-jelas menganggu ekosistem," tambahnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement