Rabu 18 Dec 2013 14:09 WIB

Akademisi Diminta Peduli Terhadap Persoalan Bangsa

Rep: Heri Purwata / Red: Djibril Muhammad
UII
UII

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi permasalahan besar yaitu masalah kemiskinan dan pengangguran. Untuk mengatasi masalah tersebut, kalangan akademisi harus peduli dan bisa menyumbangkan pemikirannya.

Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Edy Suandi Hamid mengemukakan hal itu pada seminar nasional 'Menuju Masyarakat Madani dan Lestari' di Yogyakarta, Rabu (18/12).

Seminar ini digelar Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) UII Yogyakarta yang diikuti kalangan akademis dari seluruh Indonesia.

Dijelaskan Edy, keadilan dan kemakmuran yang bisa dirasakan seluruh lapisan masyarakat (madani dan lestari)  merupakan cita-cita masyarakat Indonesia. Namun cita-cita itu tidak mungkin dicapai tanpa mengoptimalkan kualitas sumber daya manusia.

Lebih lanjut Edy mengatakan kondisi bangsa Indonesia, saat ini kemiskinan masih banyak dan terjadi di tengah anggota masyarakat yang sebagian hidup secara modern dan berlimpah harta. "Potret kemiskinan yang masih akrab terlihat dan belum beranjak turun, secara signifikan," kata Edy.

Berdasarkan data BPS, periode September 2012-Maret 2013, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan. P1 turun dari 1,90 pada September 2012 menjadi 1,75 pada Maret 2013. Kemudian P2 turun dari 0,48 menjadi 0,43 pada periode yang sama.

"Penurunan nilai kedua indeks tersebut mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati garis kemiskinan," katanya. 

Menurut Edy, untuk menanggulangi kemiskinan, peran pihak eksternal sangat penting. Di samping itu, juga adanya tekad kuat dari si miskin sendiri, sangat dibutuhkan untuk membantu menanggulangi kemiskinan tersebut.

"Kebijakan pemerintah yang berpihak pada si miskin ini menjadi sesuatu keharusan jika ingin menghapus kemiskinan. Lingkaran kemiskinan (vicious cyrcle) yang terjadi sulit diputus tanpa intervensi dari pihak eksternal," kata Edy.

Menurut pengamatan Edy, selama ini kebijakan pemerintah justru menimbulkan peningkatan kemiskinan, sehingga muncul kritikan kepada pemerintah yang gagal dalam menanggulangi kemiskinan.

Kebijakan pemerintah juga lebih berpihak pada yang besar, sangat enteng membantu pelaku ekonomi besar, atau mereka yang mempunyai akses pada pengambil keputusan dengan dalih untuk mendorong atau untuk pemulihan perekonomian dari krisis.

Karena itu, Edy mengharapkan seminar ini bisa merumuskan usulan kebijakan sehingga ada konsep dan ukuran yang jelas tentang capaian masyarakat madani. Selanjutnya, masyarakat madani yang dicita-citakan bisa terwujud.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement