REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kasus Leptospirosis terjadi di semua kabupaten/ kota se-DIY. Bahkan dibandingkan pada tahun lalu terjadi peningkatan dua kali lipat. Pada 2012 Leptospirosis di seluruh wilayah DIY ada 72 kasus, sedangkan pada 2013 ini terjadi 147 kasus.
Hal itu dikemukakan Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Masalah Kesehatan Daryanto Chadorie kepada Republika, Rabu (18/12).
Perincian kasus Leptosiprosis tahun 2013 tersebut adalah: di Kabupaten Bantul 64 kasus, Kabupaten Kulonprogo 39 kasus, Kabupaten Sleman 19 kasus, Kabupaten Gunungkidul 17 kasus dan Kota Yogyakarta sembilan kasus.
Sedangkan perincian kasus Leptospirosis di DIY tahun 2012 adalah: sebanyak satu kasus dari Gunungkidul dan meninggal, empat kasus di Kabupaten Sleman dan41 kasus di Kabupaten Bantul.
Pada tahun ini yang meninggal ada enam dan semuanya berasal dari Kabupaten Kulonprogo. Sedangkan pada tahun lalu yang meninggal tujuh orang dengan perincian: satu dari Kabupaten Gunungkidul, Kota Yogyakarta ada satu orang, Kabupaten Kulonprogo empat dan Kabupaten Sleman satu orang.
Mereka yang meninggal sudah gagal ginjal semua karena terlambat mengakses layanan kesehatan. "Para pasien tersebut tidak tahu bahwa mereka terkena Leptospirosis, dikiranya karena demam biasa. Namun setelah mereka tidak bisa berjalan baru ke Puskesmas atau rumah sakit sehingga sudah terlambat penanganannya," ungkap Daryanto.
Daryanto mengakui tahun ini kasus Leptospirosis menyerang penduduk yang kebanyakan tidak di sawah melainkan di wilayah pemukiman yang sanitasinya kurang baik. Banyak lingkungan yang tidak sehat seperti sampah rumah tangga yang menjadi tempat persembunyian tikus.
Oleh sebab itu apabila ada genangan air di lingkungan yang padat, limbah cair yang kurang padat masyarakat harus waspada. Setelah terkena genangan air harus mencuci pakai sabun. Jika ada luka di tubuh harus ditutup dengan plester atau sejenisnya yang kedap air, supaya tidak terkena kencing tikus.
Daryanto mengimbau kepada masyarakat agar betul-betul waspada terhadap curah hujan yang tinggi dan tidak menentu dan hindari genangan air, saluran air yang menggenang, sampah rumah tangga harus dikelola dengan baik.
Setelah masyarakat beraktivitas yang berpotensi bisa terkena kencing tikus segera dicuci dengan sabun. Di samping itu, apabila di rumah ada makanan harus betul-betul disimpan secara tertutup, jangan sampai terkena kencing tikus.
"Yang terpenting untuk pencegahan adalah berperilaku hidup bersih dan sehat," katanya.
Leptospirosis adalah penyakit akibat bakteri Leptospira sp, yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Apabila ada masyarakat yang mengalami gejala panas, demam, mata merah, segera pergi ke pelayanan kesehatan, supaya bisa segera ditangani dan dilakukan pengobatan sehingga tidak sampai berakibat fatal.
Lebih lanjut Daryanto mengatakan persediaan logistik seperti obat-obatan dan tes kit untuk leptospirosis Dinas Kesehatan DIY cukup. "Bila teman-teman di Dinas Kesehatan kabupaten/kota terjadi kekosongan logistik sudah kami siapkan," ujarnya.