REPUBLIKA.CO.ID, KUANTAN SINGINGI -- Uang senilai Rp 1,7 miliar milik ratusan petani anggota Gapoktan lenyap digondol kawanan perampok di Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau.
"Lebih dari 400 petani kelapa sawit di Kuansing bulan ini tak memiliki pendapatan, uang Rp 1,7 miliar hasil penjualan panen dirampas kawanan rampok berjumlah enam pria bersenjata api," kata Kepala Desa Beringin Jaya Budi Purnomo di Kuansing, Selasa (17/12).
Dikatakannya, perampokan yang terjadi Senin (16/12) petang kemarin itu sangat mengerikan dan membuat para warga merasa semakin tidak nyaman. Jumlah uang yang dirampok itu menjadi yang terbesar di Riau.
"Uang tersebut mestinya sore kemarin sudah dibagikan, tapi terlebih dahulu dirampok," ujarnya.
Dijelaskan Budi, Gapoktan tersebut merupakan gabungan dari 13 kelompok tani yang berada di Desa Beringin Jaya. Gapoktan tersebut bergabung dalam sebuah Koperasi Unit Desa (KUD) yang bermitra dengan PT Surya Agroloka Reksa (SAR).
Diceritakannya, pada Senin kemarin tiga pengurus mengambil uang dari kantor PT SAR yang berada di desa tersebut dikawal dua personil polisi. Saat mempersiapkan pembagian uang kepada para petani yang jumlahnya lebih dari 400 orang, mendadak mereka didatangi enam pria bersenjata api tanpa mengenakan penutup wajah.
Mereka melepaskan 14 kali tembakan. Merampas uang yang disimpan dalam sebuah travel bag lalu membawanya kabur.
Menyikapi perampokan tersebut, para anggota Gapoktan lantas mengelar pertemuan dan menyadari peristiwa tersebut sebagai musibah, para anggota tidak menuntut.
Mereka memahami perampokan itu sebagai musibah, tetapi berharap polisi bisa menangkap para pelaku, sehingga uang mereka bisa kembali. Kendati peristiwa ini mendadak dan membuat warga merasa rugi, namun atas kejadian ini semua pihak semakin berhati-hati agar kedepan kejadian serupa jangan terulang lagi. Namun mereka menuntut polisi mengusut dan menuntaskan kasus tersebut.