Senin 16 Dec 2013 14:49 WIB

Beras dan Teori Tahan Inflasi ala Ahok

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku punya teori tersendiri untuk menahan laju inflasi, terutama di Jakarta. 

"Namanya teori ekonomi kerakyatan ala Ahok. Caranya, yaitu dengan membayar sebagian gaji karyawan dalam bentuk beras. Menurut saya, ini bisa membantu menahan laju inflasi di ibu kota," katanya di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (16/12). 

Menurut Ahok, mekanisme pelaksanaan teori ini yaitu beberapa persen dari gaji karyawan akan dibayar dengan beras. "Kenapa kita tukar dalam bentuk beras? Karena beras merupakan makanan pokok dan kebutuhan yang paling mendasar bagi setiap orang. Semua orang pasti harus punya beras di rumah. Makanya, beras ini penting," ujar Ahok. 

Teori tersebut dicetuskannya karena sering melihat fenomena kenaikan harga bahan pokok yang diiringi dengan kenaikan pendapatan karyawan. 

"Coba perhatikan, sebelum karyawan naik gaji, harga bahan-bahan pokok pasti naik duluan. Makanya untuk mengantisipasinya, kita mau tukar gaji dengan beras. Diharapkan karyawan enggak pusing," tutur Ahok. 

Dia mengungkapkan, akan menukar sebagian gaji tersebut dengan kupon untuk selanjutnya bisa ditukar dengan beras di koperasi atau di toko terdekat. 

"Kita kasih kupon beras untuk setahun. Karyawan bisa tukar kupon itu untuk mendapatkan beras. Selain di koperasi karyawan, bisa juga ditukar di toko atau waralaba dekat rumah. Jadi, nanti kita kerja sama juga dengan pengusaha-pengusaha waralaba tentunya," ungkap Ahok. 

Menurutnya, metode ini akan diterapkan dulu di kalangan PNS di lingkungan Pemprov DKI Jakarta. 

"Kemudian semuanya, seperti PNS kementerian, PNS Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan PNS Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kita harapkan selanjutnya swasta juga menerapkan ini, jadi benar-benar menyeluruh dan terasa efeknya," papar Ahok.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement