REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu peserta konvensi bakal calon Presiden dari Partai Demokrat Anies Baswedan melakukan tur keliling Pulau Jawa, menjelang dilakukannya survei pertama oleh komite konvensi.
Anies melalui pesan elektronik yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu, mengatakan, pada diskusi di Universitas Negeri Sebelas Maret, Solo, hari ini, dirinya menegaskan tentang dasar komitmennya mengikuti konvensi Partai Demokrat.
Komitmen itu, ujar penggagas Gerakan Indonesia Mengajar ini adalah keinginan berpartisipasi aktif dalam membangun bangsa menuju kondisi yang lebih baik lagi.
"Ketika ditawari ikut konvensi pilihannya ikut tanggung jawab atau mundur, saya memilih ikut tanggung jawab, saya mengajak semua orang ikut turun tangan menyelesaikan masalah-masalah yang ada," ujar Anies.
Pada diskusi yang digagas sebuah stasiun televisi swasta itu, turut hadir Ketua KPK Abraham Samad, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Anies juga menekankan pemberantasan dan pencegahan korupsi merupakan gerakan krusial yang harus segera dilakukan bagi pemimpin terpilih pada Pemilu 2014.
Menurut Anies, pendekatan pemberantasan korupsi sebaiknya dijadikan sebuah gerakan yang melibatkan partisipasi masyarakat secara aktif, bukan hanya program pemerintah.
"Masyarakat jangan hanya nonton, tapi bisa turun tangan berantas korupsi karena pemberantasan korupsi adalah perjuangan semua orang bukan hanya KPK," ujarnya.
Anies menamakan tur keliling Jawa ini dengan nama "3000 Kilometer Nyalakan Harapan".
Pada Minggu (15/12), Anies akan mengunjungi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dan menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Anies akan melakukan napak tilas perjalanan dirinya saat masih menjadi mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) dimulai dengan bersepeda bersama Masyarakat Ekonomi Syariah dari Bulaksumur sampai ke lokasi tempat UGM pertama kali berdiri, Pagelaran Kraton Yogyakarta.
Sementara itu, komite konvensi Demokrat telah menyewa tiga lembaga survei untuk mengukur popularitas dan elektabilitas 11 peserta konvensi, yang salah satu tahap pelaksanaan surveinya telah dimulai pada Desember ini.