REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR--- Pers nasional memiliki peranan penting dalam pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia. Dalam bertugas, pers menggunakan bahasa yang dapat mempengaruhi dan membentuk cara pandang, persepsi, dan perilaku masyarakat.
Kepala Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Yeyen Maryani, mengatakan diperlukan penyegaran dan peningkatan terhadap kemampuan berbahasa Indonesia di kalangan pers. Ini karena banyak jurnalis yang kurang menguasai aspek-aspek kebahasaan, antara lain, tata bahasa dan kosakata.
"Temuan sejumlah peneliti menyebutkan banyaknya wartawan yang kurang memiliki pengetahuan tentang bahasa Indonesia," katanya, saat kegiatan Penyegaran Keterampilan Berbahasa Indonesia untuk Wartawan Asing, Jumat (13/12).
Yeyen mengungkapkan Badan Bahasa telah melakukan pemeringkatan terhadap media massa di Indonesia, yang berkaitan dengan penggunaan bahasa. Hasil pemeringkatan ini menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun dari ratusan media massa di seluruh Indonesia, hanya sepuluh media yang memiliki peringkat yang baik dalam penggunaan bahasa Indonesia.
Dia pun menyatakan peran media massa pada masa kini memiliki tantangan. "Media massa saat ini harus menjalani perannya dalam kaitan pemanfaatan bahasa dan mendorong masyarakat untuk mencintai bahasa Indonesia."
Penggunaan bahasa Indonesia yang buruk di media massa sebagai dampak sikap-sikap negatif terhadap bahasa Indonesia, tidak bisa membawa bahasa Indonesia menjadi bahasa modern di dunia ilmu pengetahuan. "Dikhawatirkan bahasa Indonesia hanya akan menjadi bahasa lisan dengan kualitas bahasa pijin atau bahasa kreol," katanya.