Jumat 13 Dec 2013 04:25 WIB

Pilot Ukraina: Perubahan Cuaca Tantangan Penerbangan di Papua

Pos Merah Putih di Distrik Mulia, Puncak Jaya, Papua.
Foto: Antara/Andhika Wahyu
Pos Merah Putih di Distrik Mulia, Puncak Jaya, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Perubahan cuaca yang terjadi secara tiba-tiba di pedalaman Papua yang berbentang alam pegunungan dengan ketinggian 500 hingga lebih dari 5.000 meter di atas muka laut menjadi tantangan utama penerbangan di kawasan paling timur Indonesia tersebut, kata penerbang helikopter asal Ukraina.

"Kondisi paling mencolok yang dirasakan ketika terbang di Papua adalah cuacanya yang sering berubah-ubah," kata Verba Igor di Jakarta, Kamis (12/12).

Menurut dia perubahan cuaca tersebut diantaranya meliputi tekanan udara, perubahan arah angin serta kelembaban udara, sehingga sering kali mengubah rencana penerbangan.

Selain perubahan cuaca yang sulit diperkirakan, kondisi bentang alam wilayah pegunungan Papua yang mencapai lebih dari 5.000 meter di atas muka laut dengan lembah-lembah berlereng curam juga menjadi tantangan bagi penerbang helikopter tersebut.

"Kabut tebal sering kali muncul sehingga kami harus terbang sambil menghindar dari rintangan di sekeliling kami," kata Verba yang telah beberapa pekan menjalankan misi pengiriman peralatan berat dari Kabupaten Nabire ke Kabupaten Intan Jaya.

Ia mengatakan, penerbangan di wilayah pedalaman Papua, terutama di daerah pegunungan memerlukan armada pesawat yang mampu terbang dalam kondisi high altitude yakni pada ketinggian di atas 15.000 kaki atau sekitar 4.572 meter. Selain itu pesawat tersebut juga harus mampu mendarat pada landasan yang pendek dengan muatan sekitar tiga hingga empat ton.

"Helikopter MI 8 cocok untuk operasi udara di wilayah Papua karena mampu terbang di area datar maupun bergunung-gunung," jelas Verba.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement