Kamis 12 Dec 2013 12:43 WIB

KPK: Ada Permainan Antara Kartel dengan Aparat di Sektor Pangan

 Ketua KPK Abraham Samad menunjukan data hasil audit tahap II Hambalang di gedung KPK, Jakarta, Rabu (4/9).   (Republika/ Wihdan)
Ketua KPK Abraham Samad menunjukan data hasil audit tahap II Hambalang di gedung KPK, Jakarta, Rabu (4/9). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad mengindikasikan di sektor pangan terjadi korupsi secara besar-besaran yang dilakukan aparat birokrasi untuk keuntungan pelaku kartel.

"Di sektor pangan, ada permainan kartel dari para importir dengan para aparatur negara," ujar Abraham dalam seminar Pekan Politik Kebangsaan di Jakarta, Kamis.

Abraham menilai terjadi keganjilan karena Indonesia sebagai negara agraris dang pernah berswasembada pangan, kini terus menerus mengimpor bahan pangan pokok yang sesungguhnya dapat diproduksi secara besar-besaran.

"Apa betul produk-produk seperti gula, beras, kedelai, dan daging sapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan lokal sehingga harus impor," tanya Abraham.

Abraham kemudian memaparkan hasil observasi KPK bahwa pada kenyataannya produksi pangan Indonesia cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Namun bahan-bahan tersebut terus diimpor ke Indonesia karena adanya permainan aparatur negara dengan mafia impor, sehingga seolah-olah tidak bisa memenuhi kebutuhan lokal.

Abraham kemudian memberi contoh bahwa ada aturan khusus terkait dengan impor bahan pokok seperti gula.

"Gula boleh diimpor untuk kebutuhan perusahaaan makanan minuman. Tapi kemudian kuotanya terus ditingkatkan meskipun kuota perusahaan terkait sudah lebih dari cukup," kata Abraham.

Dia kemudian menjelaskan bahwa kelebihan kuota gula tersebut kemudian didistribusikan ke pasar, padahal harga gula impor lebih murah dari gula lokal, sehingga para petani tebu dan pedagang gula tidak bisa bersaing dengan gula impor.

"Makanya jangan heran kalau petani kita banyak yang miskin, karena negara ini tidak punya kebijakan holistik terhadap ketahanan pangan," tandas Abraham.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement