REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Jumlah penumpang kereta api di Stasiun Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten, berkurang pascatabrakan kereta rel listrik dengan truk tangki Pertamina di Bintaro pada sehari sebelumnya.
Tidak seperti biasa, antrean di loket tiket tidak begitu panjang sebab banyak penumpang beralih ke angkutan umum seperti bus umum, mobil dan motor pribadi.
Begitu juga dengan kendaraan di area parkir tidak begitu banyak. Biasanya, kendaraan roda empat memenuhi lahan parkir penuh namun kini tidak begitu banyak.
"Saya biasanya naik kereta ke Tanah Abang dari Serpong. Tetapi, sekarang naik motor sebab khawatir penuh di stasiun dan belum normal biasanya," kata Nurul Hidayat, salah satu warga yang biasa menggunakan jasa transportasi kereta api, Selasa (10/12).
Wakil Kepala Stasiun Serpong, Dede Drajat Juarsa mengatakan, keberangkatan pertama telah dilakukan pukul 07.50 WIB. Bahkan, untuk keberangkatan yang kedua pada pukul 8.20 WIB, Juarsa menjelaskan, pun sudah dilakukan dan berjalan lancar.
Perjalanan KRL tersebut hanya untuk satu jalur yang berfungsi. Pasalnya, lokasi tabrakan masih sedang dalam proses perbaikan. "Baru satu jalur yang digunakan untuk keberangkatan pagi," katanya.
Sejak terjadinya kecelakaan antara KRL Commuterline jurusan Serpong-Tanah Abang dengan truk tangki pembawa bahan bakar minyak milik PT Pertamina pada hari Senin (9/12) pukul 11.15 WIB, sejumlah perjalanan dibatalkan.
Setiap harinya, terdapat 12 jadwal keberangkatan dari Stasiun Serpong. Namun, sejak kemarin mengalami pembatalan.
Akibatnya, banyak penumpang beralih ke jenis transportasi lainnya. Sebab, kereta hanya dapat melayani hingga rute Stasiun Sudimara Ciputat.