REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Keluarga Alrisa Maghfirah (16) yang biasa dipanggil Icha, korban meninggal dunia termuda dalam kecelakaan kereta rel listrik (KRL) di kawasan Bintaro, sudah menyiapkan pemakaman meskipun belum ada kepastian kepulangan jenazah.
"Ibunya minta Icha dimakamkan dekat dengan kakeknya di Pemakaman Alfita, Sawah Baru. Pemakaman sudah disiapkan tapi jenazahnya belum bisa pulang," kata Silva Nianingsih (31), salah satu keluarga Icha saat ditemui di rumah duka Serua Indah, Tangerang Selatan.
Meskipun jenazah belum ada tetapi beberapa orang kerabat sudah berdatangan ke rumah duka di Jalan Aria Putra Raya, Green Hills Estate, Serua Indah, Ciputat, Tangerang Selatan.
Ketua Forum Warga Green Hills Yudi Soebagyo mengatakan forum juga sudah mengontak pengurus masjid untuk mengoordinasikan salat jenazah setelah zuhur.
"Kami ke masjid untuk minta bahwa warga kami ada yang meninggal karena menjadi korban kereta Bintaro. Rencananya akan disalatkan setelah zuhur, tetapi batal karena jenazah belum bisa dipulangkan dari Rumah Sakit Pusat Polri Kramat Jati," kata Yudi.
Keluarga Icha masih menunggu kepastian dari Rumah Sakit Pusat Polri Kramat Jati untuk memulangkan jenazah Icha. Menurut informasi yang diterima keluarga, jenazah Icha belum bisa pulang sebelum ada kepastian DNA dan sidik jari.
Keluarga merasa yakin bahwa jenazah itu adalah Icha karena sudah tidak ada korban lain yang belum teridentifikasi. Ibu Icha, Siska Yahyanti, juga mengenali jenazah Icha dari manset yang dia kenakan, meskipun wajah dan tubuhnya sudah tidak bisa dikenali.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombespol Rikwanto belum bisa dikonfirmasi mengenai jenazah yang belum bisa diambil keluarganya. Dia hanya membalas pertanyaan Antara dengan daftar jenazah yang ada di Rumah Sakit Pusat Polri Kramat Jati.
Nama Icha, Alrisa Maghfirah, ada pada nomor empat dari daftar yang dikirimkan Rikwanto. Selain Icha, korban meninggal dunia lainnya adalah Darmah Prasetyo (25) masinis, Agus Suroto (24) asisten masinis, Sopyan Hadi (20), Rosa Elizabeth (73) dan Bety Ariani (56).
Kasubdit Pembinaan dan Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Hindarsono saat dihubungi juga belum tahu mengapa jenazah korban belum bisa diambil keluarga. "Coba saya tanyakan dulu. Untuk penanganan kecelakaan ini, kami berkoordinasi terpadu antara lalu lintas dengan reserse," ujarnya.