Jumat 06 Dec 2013 11:43 WIB

Lahan Petani Gurem di Jabar Menyusut 34,37 Persen

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Hazliansyah
Seorang petani menyemprotkan pestisida pada tanaman padi di areal sawah.
Foto: Antara
Seorang petani menyemprotkan pestisida pada tanaman padi di areal sawah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Luas lahan pertanian di Jawa Barat (Jabar) semakin turun dari waktu ke waktu. Selama kurun waktu 10 tahun terakhir, lahan petani gurem di Jabar terus menyusut. Pemilik lahan pertanian diperkirakan beralih dari milik rumah tangga perorangan menjadi rumah tangga mandiri.

 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar, rumah tangga petani gurem di Jabar turun hingga 1,2 juta rumah tangga. Pada 2003, jumlah rumah tangga petani gurem mencapai 3.501.867 turun menjadi 2.298.193 rumah tangga pada 2013. Yakni, mengalami penurunan sekitar 34,37 persen atau 1.203.674 rumah tangga selama 10 tahun terakhir.

 

Kepala Bidang Statistik Produk BPS Jabar, Ruslan, mengatakan, turunnya jumlah rumah tangga petani gurem tersebut menunjukkan beralihnya kepemilikan lahan dari petani gurem ke petani mandiri.

Hal itu ditunjukkan dengan meningkatkanya rumah tangga pertanian dengan kepemilikan lahan yang semakin luas. Selama ini, petani gurem hanya memiliki lahan di bawah 0,5 hektare.

 

"Turunnya jumlah rumah tangga petani gurem menunjukkan bahwa mereka menjual lahanya ke petani mandiri. Ini menunjukkan ada pergeseran usaha pertanian di Jabar,” ujar Ruslan kepada wartawan belum lama ini.

 

Dikatakan Ruslan, penurunan jumlah petani gurem mayoritas terjadi di Kabupaten Karawang dan Bekasi. Di Kabupaten Karawang, penurunan terjadi secara absolute mencapai 132.918 rumah tangga atau turun 52 persen. Penurunan terbesar, secara persentase terjadi di Kota Bekasi dengan penurunan hingga 89 persen dari 57.049 menjadi 6.213 rumah tangga.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement