Kamis 05 Dec 2013 16:21 WIB

Gabah Mahal, Targetan Serapan Bulog Sulit Terealisasi

Rep: Ita Nina Winarsih / Red: Djibril Muhammad
Para pekerja di sebuah penggilingan gabah menjemur dan membersihkan gabah kering.
Foto: Antara
Para pekerja di sebuah penggilingan gabah menjemur dan membersihkan gabah kering.

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Bulog Sub Divre Subang, kesulitan menyerap beras petani karena harga gabahnya mahal.

Sebab, harga ketentuan pemerintah untuk membeli beras petani sebesar Rp 6.600 per kilogram. Sedangkan, harga beras di pasaran antara Rp 6.800 sampai 7.000 per kilogram. Akibat dari kondisi ini, targetan serapan beras tahun ini sulit terealisasi.

Kepala Bulog Sub Divre Subang, Siti Kuwati, mengatakan, Bulog Subang tahun ini dibebani target untuk penyerapan mencapai 60 ribu ton setara beras.

Akan tetapi, sampai awal bulan ini yang sudah terserap sekitar 43.677 ton setara beras. Akan tetapi, meskipun angka serapannya masih jauh dari target, namun ketersediaan beras masih mencukupi.

"Kami, sulit merealisasikan target. Karena, harga gabahnya dari petani saja sudah mahal," ujar Siti, kepada Republika, Kamis (5/12).

Meski demikian, masyarakat tidak perlu khawatir. Sebab, stok beras saat ini masih mencukupi. Stoknya mencapai 19.900 ton. Stok tersebut, mampu mencukupi kebutuhan raskin di dua wilayah, yakni Subang dan Purwakarta sampai 7,5 bulan kedepan. Sebab, kebutuhan raskin untuk dua wilayah itu sekitar 2.600 ton per bulan.

Dirinya berharap, kedepan serapan beras ini tak perlu ditarget. Melainkan lebih fleksibel. Bila harga gabah murah, Bulog akan berupaya menyerap beras sebanyak-banyaknya. Sedangkan bila harga tinggi, serapannya agak dikurangi disesuaikan dengan kemampuan yang ada.

Namun, yang pasti tanggung jawab Bulog untuk menyediakan raskin, tetap terpenuhi. Jadi, masyarakat tetap bisa menikmati beras yang telah disubsidi ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement