REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan ketua umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengaku pernah bertemu dengan Ibu Pur. Namun, ia tidak mengetahui terlalu banyak tentang sosok yang disebut bernama asli Sylvia Sholeha itu. "Hanya ketemu dan salaman saja," kata Anas, dalam pesannya kepada Republika, Rabu (4/12).
Ia mengatakan, pertemuan itu terjadi di salah satu acara Demokrat. Ia mengenal Ibu Pur sebagai istri Purnomo. Namun, ia tidak menjelaskan siapa sosok Purnomo. Anas juga mengaku tidak mengetahui profesi dan jabatan Ibu Pur.
Mengenai kaitan Ibu Pur dengan proyek di Hambalang, Anas mengaku mendengar pemberitaan di media. Ia mendapat informasi Ibu Pur mempunyai turut berperan dalam proyek bernilai triliunan rupiah itu. "Persisnya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang tahu," kata Ketua Presidium Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI).
Pada persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Selasa (3/12), mantan anak buah M Nazaruddin di Permai Group, Mindo Rosalina Manulang, mengungkap keterlibatan Ibu Pur dalam proyek pembangunan di Hambalang. Ia mendapat informasi itu dari Sekretaris Menpora, Wafid Muharam.
Menurut Wafid, Rosa mengatakan, Ibu Pur menginginkan pengadaan alat prasarana pembangunan. Rosa pun menanyakan soal sosok Ibu Pur. "(Wafid mengatakan) Dia dari Kepala Rumah Tangga Cikeas. Sampaikan saja ke bosmu," ujar Rosa.
Setelah mendapat informasi itu, Rosa menyampaikannya kepada Nazar. Menurut Rosa, grupnya tidak berhasil mendapatkan pekerjaan fisik pembangunan di Hambalang. Karena itu, Nazar meminta pengadaan peralatan. Namun setelah ada informasi keterlibatan Ibu Pur, Nazar meminta dia untuk mundur.
Selain itu, informasi mengenai Ibu Pur juga datang dari Widodo Wisnu Sayoko. Ia mengaku sudah lama, 10 tahun lebih, mengenal Ibu Pur dan sudah menganggap sosok itu seperti ibunya sendiri. Namun, ia tidak mengungkap lebih jauh identitas Ibu Pur. Meski pun ia sempat menjelaskan mengenai kaitan Ibu Pur dengan pengurusan permohonan kontrak tahun jamak proyek di Hambalang oleh Kemenpora ke Kemenkeu.