Rabu 04 Dec 2013 17:26 WIB

Jabar Ingin Pasang Software Antipornografi di Ponsel Pelajar

Smartphone. Ilustrasi.
Foto: blog.inpolis.com
Smartphone. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat berencana memasang sebuah piranti lunak (software) khusus di telepon seluler (ponsel) pelajar di wilayahnya. Pemasangan software itu dilakukan untuk mencegah bahaya pornografi di kalangan remaja.

"Jadi kita imbau di gadgetnya sudah ada software itu. Kan ada software tertentu yang bisa memblokir situs-situs tersebut (situs porno)," kata Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, usai Rapat Koordinasi Tentang Pencegahan Pornografi, di Gedung Sate Bandung, Rabu (4/12).

Ia menuturkan, software tersebut diciptakan oleh salah satu perguruan tinggi di Jawa Barat, sehingga pihaknya akan menggandeng perguruan tinggi tersebut guna membantu Diskominfo tingkat kabupaten/kota menyelenggarakan semacam workshop ke sekolah-sekolah untuk mencegah bahaya pornografi di dunia maya.

"Jadi bayangkan kalau di Kominfo itu ada 7--8 orang yang bertugas bagaimana bisa menanganinya, sedangkan situs-situs porno yang muncul baru banyak. Makanya penanganannya harus bersama-sama melalui gerakan budaya dari masyarakat dan pemda," katanya.

Menurut dia, rencana memasang software yang bisa memblokir situs porno tersebut hingga saat ini masih dikaji oleh pihak terkait.

"Realisasinya ya tahun ini, namun untuk teknisnya harus kita bahas, jadi mungkin di anggaran tahun depan kita harus sudah jalan," kata dia.

Dikatakannya, pencegahan bahaya pornografi saat ini bukan hanya imbauan tapi harus disertai dengan tindakan nyata, salah satunya melalui rencana tersebut.

"Jadi masalah pornografi ini sudah menjadi hal yang sangat serius harus ditangani dan ini bukan semata urusan Kominfo semata tapi urusan kita bersama termasuk pemda. makanya ini harus digerakkan bersama, bahkan bukan hanya soal sosialisasi saja tapi harus juga dengan tindakan," katanya.

Selain itu, pihaknya juga mencoba menggandeng pelaku bisnis telekomunikasi dan informasi seperti perusahaan handphone dan operator telekomunikasi untuk menyukseskan rencana itu.

"Karena selama ini bisnis gadget atau teknologi komunikasi itu nilainya Rp 400 triliun per tahun, itu kan banyak, gede jumlahnya. Maka ini jadi tanggung jawab dia juga mengeluarkan dana untuk membeli software ini," katanya.

Pihaknya menyatakan optimis bahwa awal tahun 2014, rencana itu sudah bisa berjalan. "Dan yang penting sekarang itu bukan lagi mencegah, tapi melawan, menyatakan perang terhadap pornografi. Sehingga ini bukan hanya imbauan, tapi gerakan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement