REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pemerhati masalah sosial ekonomi dari Komisi Pemantau Legislatif Indonesia, Herman mengatakan, kondisi infrastruktur masih minim dalam mendukung perekonomian Sulawesi Selatan.
"Harus diakui, perkembangan ekonomi Sulsel cukup baik dan berbagai inovasi sudah banyak dilakukan terutama di bidang pendidikan dan kesehatan, namun semua itu belum ditunjang dengan infrastruktur yang baik," kata Herman yang juga menjabat sebagai Direktur Program Kopel Indonesia di Makassar, Minggu.
Dia mengatakan, kondisi infrastruktur khususnya jalan masih banyak masalah di lapangan, sehingga sinergitasnya dengan perkembangan ekonomi yang demikian pesat, belum mampu optimal.
Karena itu, Pemprov Sulsel yang mencakup 24 kabupaten/kota harus lebih intens memperhatikan perbaikan dan pembangunan infrastruktur jalan pada 2014. Selain juga tetap mengedepankan layanan menyangkut layanan dasar seperti sektor pendidikan dan kesehatan.
"Sudah banyak bantuan pendidikan dengan dana miliaran rupiah digelontorkan, namun permasalahannya tidak bisa terselesaikan, mutu pendidikan kita tidak ada peningkatan, karena penyebabnya tidak semata-mata faktor ekonomi, sehingga perlu digratiskan," katanya.
Namun faktor lain yang turut mempengaruhi adalah akses budaya atau tradisi yang perlu penanganan lintas sektor. Termasuk perbaikan infrastruktur jalan, sehingga anak-anak dapat lebih mudah menjangkau layanan pendidikan.
Hal senada dikemukakan Badan Pekerja Lembaga Pendidikan Informasi Studi dan Media Publik Satriani.
Menurut dia, kepadatan kendaraan di Sulsel menandakan kemampuan masyarakat membeli kendaraan meningkat yang sekaligus dapat menjadi indikator peningkatan ekonomi.
"Namun itu belum didukung infrastruktur jalan yang memadai, sehingga yang terjadi adalah kemacetan di sana-sini, khususnya di ibu kota provinsi," katanya.