REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, berdasarkan survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia Jokowi dinilai sebagai capres paling jujur 20 persen, sedang capres lain kejujurannya jauh dibawahnya. Abu Rizal Bakrie hanya 6 persen, Prabowo 6 persen, Wiranto 4 persen, dan Megawati hanya 3 persen, Ahad, (1/12).
Capres yang dinilai perhatian kepada rakyat, Jokowi 19 persen, Abu Rizal Bakrie 5 persen, Prabowo 5 persen, Wiranto 5 persen, dan Megawati hanya 2 persen. Prabowo unggul di dalam hal tegas 21 persen, Jokowi 11 Persen, Wiranto 8 persen, Abu Rizal Bakrie 7 persen, dan Megawati 2 persen.
Dalam hal kepintaran, Jokowi dianggap yang kurang pintar hanya meraih 6 persen, Megawati 0 persen, Wiranto 4 persen, Prabowo 8 persen. "ARB dianggap sebagai capres paling pintar namun sayangnya masyarakat tidak menganggap pintar sebagai kriteria penting," kata Burhanuddin.
Jika pemilihan presiden dilakukan saat ini, terang Burhanuddin, maka Jokowi mendapatkan suara paling tinggi 18 persen, Prabowo 6,9 persen, ARB 5,7 persen, Wiranto 4,2 persen, SBY 2,7 persen, Megawati 2,3 persen, dan Jusuf Kalla 1,4 persen. "Jokowi memang tertinggi tapi Jokowi belum melekat ketokohannya, artinya saat responden ditanya secara spontan mereka yang memilih Jokowi belum 50 persen, beda dengan SBY yang sangat melekat dulu,"terangnya.
Berdasarkan survei, ujar Burhanuddin, semakin tinggi elektabilitas Jokowi maka semakin turun elektabilitas Megawati. Ini seolah menunjukkan pemilih Megawati beralih memilih Jokowi.
Menurut survei, kata Burhanuddin, jika Megawati yang maju menjadi capres, maka perolehan suara Megawati 17 persen, ARB 23,8 persen, Prabowo 29,1 persen. Namun jika Jokowi yang maju perolehan suara Jokowi 49,1 persen, ARB 13,2 persen, dan Prabowo 17,5 persen.
Jika Jokowi maju, terang Burhanuddin, pemilih yang belum memutuskan memilih sebanyak 20,2 persen. Kalau Megawati yang maju, yang belum memutuskan memilih sebanyak 29,4 persen.
"Ini berarti kalau Jokowi tidak maju nyapres maka potensi golput naik 9 persen. Jokowi memang tidak dianggap pintar namun dia dianggap jujur dan perhatian makanya banyak yang berharap padanya," kata Burhanuddin.
Sebenarnya, lanjut Burhanuddin, masing-masing capres sudah dikenal perbedaannya. Jokowi dianggap kurang pintar, Prabowo dianggap paling tegas, dan ARB dianggap paling pintar.