REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai politik Islam tetap optimistis dapat meraup banyak perolehan suara pada pemilu 2014. Misalnya, dengan meraih suara dari anak-anak muda yang jumlahnya sekitar 40 persen dari jumlah pemilih.
"Sekitar 40 persen pemilih adalah anak-anak muda yang hidup pada orde reformasi, kami yakin mereka tidak akan melihat partai, apakah nasionalis atau agamis. Tetapi lebih melihat pada partai yang mampu memebrikan problem solving bagi masalah bangsa," kata Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jazuli Juwaini, Sabtu (30/11).
Pada pemilu 2014, ujarnya, sudah tidak relevan untuk memisahkan partai politik berdasarkan ideologi nasionalis dan agama. Karena dua ideologi partai ini akan berjalan seiringan sesuai dengan sila pertama dalam Pancasila.
Apalagi, lanjut dia, pemisahan ideologi ini sengaja diciptakan Orde Baru dalam melanggengkan kekuasaannya. Sedangkan anak-anak muda yang menjadi massa mengambang (swing voter) lahir dan besar pada masa orde reformasi.
Ia memperkirakan, anak-anak muda tidak akan terpolarisasi untuk memilih partai berdasarkan ideologi nasionalis atau agama.